Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lailatul Qadar

8 Mei 2021   06:01 Diperbarui: 8 Mei 2021   06:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan yang tinggal sebentar,
Tak terasa waktu yang cepat berputar,
Padahal syahdu masih bergetar,
Akan khusuk tiap ba'da iftar,

Malam-malam Ramadan kian puitis,
Pencarian jiwa-jiwa miris,
Akan rahmat-Mu yang berlapis-lapis,
Usaha menebalkan iman yang tipis,

Malam tamu agung datang,
Di ganjilnya hari menjelang,
Kado dari Sang Maha Penyayang,
Ganjaran seribu bulan membayang,

Duhai lailatur qadar,
Berharap pertemuan yang bukan sekadar,
Duka lara memudar,
Suka cita berpendar,

Dunia masih temaram,
Pandemi makin mencekam,
Berbilang nyawa diterkam,
Upaya perlawanan tak boleh padam,

Lailatur qadar,
Biarkan cahayamu memancar,
Beri tenang jiwa yang lapar,
Beri damai hati yang bertengkar,

Lailatul qadar,
Hadirkan cinta di silaturahim yang makin memudar,
Hadirkan rindu pada raga yang berpencar,
Hadirkan kasih yang tak mudah pudar,

Lailatur qadar,
Doa dan asa memancar,
Semua urusan jadi lancar,
Damai senantiasa memijar,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun