Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musim Ketiga

25 Maret 2021   05:15 Diperbarui: 25 Maret 2021   05:19 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Selain kemarau dan penghujan,
Ada musim ketiga di sini,
Saat suka cita dua keluarga,
Musim kawin namanya,

Entah dari mana sejarahnya,
Pernikahan di mana-mana,
Tak terkecuali di masa pandemi,
Mungkin cinta tak bisa menunggu,

Musim ketiga berarti ada undangan,
Ada amplop dan doa bagi mempelai,
Pertemuan sanak keluarga,
Tetangga juga handai taulan sekalian,

Petugas KUA sibuk,
Bahkan bisa 18 titik  per pekannya,
Tak bisa menolak katanya,
Menikah adalah ibadah,

Musim ketiga datang tak tentu,
Bisa di kemarau bisa di penghujan,
Bisa sebelum ramadan,
Bisa setelah hajian,

Mungkin hanya di sini berlaku,
Adat budaya yang mentradisi,
Tradisi yang ingin tetap dijaga,
Jaga leluhur jaga anak cucu,

Tetua menghitung semua,
Agar tak kualat dan celaka,
Ikut saja mereka punya rencana,
Yang utama bahagia selamanya,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun