Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pawai Obor, Obrog, dan Dlugdag di Cirebon

18 Mei 2020   11:06 Diperbarui: 18 Mei 2020   11:00 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Cirebon bribin

Bulan Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat Islam. Untuk itu kedatangannya sangat dinantikan dan diagungkan oleh sebagian besar masyarakat di berbagai belahan dunia. 

Apalagi di Indonesia di mana wilayahnya terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, suku yang beragam, dan budaya nusantara masa dulu saat Islam masuk yang justru makin menambah khasanah kebudayaannya.

Akulturasi Islam di nusantara banyak melalui kebudayaan. Salah satunya melalui peran Wali Songo yang dianggap sebagai penyebar agama Islam terpopuler, dengan cakupan yang luas dan masif  yang tercatat dalam sejarah. Meskipun ada juga catatan lain yang menyebutkan bahwa Islam sudah masuk ke nusantara bahkan tidak jauh dari setelah masa Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Mekkah ke Madinah.

Saat itu banyak murid dan pengikut Nabi Muhammad SAW yang kemudian berlanjut ke masa kepemimpinan empat sahabat yang meneruskan perjuangan rasul dan mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia. Menurut catatan salah satu rombongan sudah merapat ke pesisir barat Sumatra di sekitar abad 7 Masehi. Lebih cepat dari catatan populer yang menyebutkan Islam masuk ke nusantara setelah abad 13 Masehi melalui pedagang dari Gujarat.

Perkembangan Islam secara masif dengan peta persebaran wilayah yang luas di nusantara dan terutama di Jawa, Wali Songo lah yang punya andil besar. Melalui pendekatan memadukan  budaya setempat membuat Islam diterima masyarakat. Oleh karena itu dalam ritual keagamaan pun masih ditemui campuran unsur budaya setempat. Penyambutan hari besar atau momen sakral di kehidupan masyarakat dibuatkan upacara atau selebrasi dengan paduan unsur budaya lokal dan Islam

Salah satunya adalah saat akan memasuki bulan Ramadan. Tiap daerah punya selebrasi dan kebiasaannya masing-masing. Tinggal di Jakarta memang tidak terlalu terasa selebrasi penyambutan Ramadan tapi di Cirebon, sebagai kampung halaman sampai saat ini masih dilakukan tradisi penyambutan Ramadan dari berbagai lapisan masyarakat.

Tradisi Pawai Obor dan Obrog

Tradisi Pawai Obor adalah yang paling umum dilakukan oleh masyarakat Cirebon di berbagai tempat bahkan hingga ke pelosok-pelosok kampung. 

Setelah sholat isya sehari sebelum esoknya tawarih biasanya warga kampung dari orang tua hingga anak kecil mengadakan pawai keliling kampung sambil membawa obor dan melantunkan shalawat atau puji-pujian kepada Allah SWT dengan menggunakan alat musik yang dipakai untuk membangunkan sahur (Obrog). 

Suatu bentuk suka cita bahwa Ramadan akan datang dan mulai besok malam, taraweh sudah mulai dilaksanakan di surau atau masjid dan sahur pertama akan dimulai.

Pada siang hari atau sore hari esoknya dilakukan mandi besar. Zaman dulu sering dilakukan di sungai secara beramai-ramai sebagai bentuk pencucian diri bahwa mulai malam nanti ibadah Ramadan seperti sholat tarawih dan sahur pertama akan dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun