08/10/2025 Â Tentangrakyat.id -Dalam langkah mengejutkan, FIFA mengungkap bukti bahwa Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) diduga memalsukan dokumen asal-usul tujuh pemain naturalisasi mereka. Proses penyelidikan ini menguak bahwa kakek atau nenek para pemain tersebut tidak lahir di Malaysia, berbeda dari klaim awal yang diajukan.
Tujuh pemain yang menjadi sorotan adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
FIFA menerima laporan resmi terkait dugaan ketidakabsahan dokumen asal-usul pemain dari Malaysia. Berdasarkan laporan itu, Komite Disiplin FIFA mengambil langkah investigasi ke dalam keaslian akta kelahiran yang diajukan.
Untuk Facundo Garces, klaim lahir di Penang tidak sesuai dengan fakta bahwa kakeknya lahir di Argentina.
Holgado diklaim punya garis keturunan dari George Town, Penang, tetapi dokumen asli menunjukkan asal di Buenos Aires, Argentina.
BACA JUGA Â : Â Â Warga +62 Ramai Keluhkan Batuk & Pilek: Dokter Paru Ungkap Kemungkinan Penyebab
Karena temuan tersebut, FIFA menilai dokumen yang diajukan FAM "tidak sah" dan lantas melakukan tindakan disiplin. Pada keputusan Komite Disiplin, FAM dan pemain terkait dijatuhi sanksi:
Larangan beraktivitas selama 12 bulan untuk pemain yang terbukti menggunakan dokumen tidak sah dalam proses naturalisasi dan proses tim nasional
Sanksi ini juga membawa sorotan tajam kepada pemerintahan Malaysia, khususnya pihak-pihak terkait seperti Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) dan Kementerian Dalam Negeri (KDN), yang terkait dalam penerbitan dokumen kewarganegaraan.
detiksport
Menanggapi sanksi ini, FAM menyatakan keberatan dan akan mengajukan banding melalui jalur resmi.
Dalam pernyataannya, FAM menyebut bahwa dokumen kelayakan pemain telah diverifikasi dan diproses sesuai prosedur yang berlaku. FAM menolak klaim bahwa mereka sengaja mengakali aturan FIFA atau menggunakan dokumen palsu.
Banyak yang merasa malu dan kecewa terhadap federasi sepak bola mereka. Beberapa pengguna media sosial menyindir lembaga yang terlibat atas kemudahan proses naturalisasi yang kini dipertanyakan.
Keterbukaan & Verifikasi Dokumen
Federasi sepak bola harus memastikan bahwa dokumen endorsement garis keturunan benar-benar sah, diverifikasi secara independen, dan tidak sekadar dokumen formal tanpa bukti kuat.
BACA JUGA Â : Â Jay Idzes Berperan Penting dalam Kemenangan Sassuolo atas Verona di Liga Italia
Kepatuhan terhadap Regulasi FIFA
FIFA memiliki aturan tegas terkait naturalisasi pemain (misalnya Pasal 7 FIFA). Pelanggaran terhadap aturan ini menjadikan hasil kompetisi dan integritas sepak bola diragukan.
Dampak pada Tim & Komposisi Pemain
Dengan larangan bermain selama 12 bulan, tim Malaysia mungkin harus merelakan absennya pemain kunci dan menyusun ulang komposisi tim nasional.
Pengawasan Sistem Nasional
Kasus ini memicu tuntutan agar sistem pendaftaran warga negara, data kelahiran, dan pengurusan dokumen kewarganegaraan dikaji ulang agar tidak mudah disalahgunakan untuk kepentingan olahraga saja.
" Berdasarakan buktii yang ada , sekretariat dengan yakin dapat menetapkan bahwa dokumen-dokumen yang diajukan FAM adalah palsu dan bahwa para peman telah menggunakan dokumen-dokumen tersebut untuk menghindarii dan melanggar peraturan FIFA yang berlaku guna memenuhi syarat untuk mewakili tim FAM," tulis FIFA
Proses banding resmi FIFA vs Malaysia akan menjadi ajang bukti lanjutan. Jika banding gagal, FAM bisa menghadapi penalti tambahan, bahkan larangan kompetisi internasional sementara.
Pemerintah Malaysia harus merespons dengan transparansi, membuka dokumen-dokumen sah, dan melakukan audit terhadap prosedur naturalisasi pemain.
FIFA dan asosiasi sepak bola di negara lain mungkin akan memperketat validasi dokumen pemain naturalisasi mereka, guna mencegah skandal serupa.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI