Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hutan Tak Ubahnya adalah Sumber Kehidupan

18 Juni 2025   13:44 Diperbarui: 19 Juni 2025   10:52 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Hutan. (Foto dok. Iwan Setiyawan/ KOMPAS.com).

Ada Hutan ada nafas hidup, ada sumber kehidupan. Jadi, hutan tak ubanya adalah sumber kehidupan.

Hutan hujan tropis tidak bisa disangkal merupakan nafas terakhir yang harus terus ada hingga selamanya karena perannya yang tak ternilai sebagai sumber kehidupan sebagian besar makhluk hidup di muka bumi ini.

Ada hutan, ada kehidupan dan ada sumber kehidupan. Sumber kehidupan bagi makhluk hidup, tentu ini sebagai bukti nyata keanekaragaman hayati/biodiversitas yang sejatinya harus ada, seimbang dan harmoni satu dengan yang lainnya (satu kesatuan) yang tidak terpisahkan. 

Sebaliknya, ketika hutan dan sumber hidup bagi kehidupan sulit berdiri kokoh maka akan berdampak kepada semua sendi dan nadi makhluk lainnya.

Hutan memberi hidup bagi ragam kehidupan makhluk hidup.  Hutan sebagai sumber kehidupan berarti memiliki peran yang tak ternilai/tak terkira kepada kita semua. 

Tetapi, kita sering kali membalasnya dengan ragam dalil, dalih yang tak jarang memunculkan duka derita, yang memantik riak sedih bagi sesama dan semua (lihat ragam tumbuhan dan satwa) hingga semakin terasing bahkan terjajah di rumahnya sendiri tempat dimana ia tinggal.

Hutan sebagai sumber kehidupan, berarti ia memberi dari apa yang ada dalam dirinya tanpa pamrih walaupun sejatinya ia dalam keadaan luka dan perih karena ulah dan pongah kita manusia.

Hutan sebagai sumber kehidupan pun memberi tanda nyata kepada kita semua untuk mengambil langkah apakah tindakan kita menghentikan langkah tau melanjutkan langkah. 

Langkah yang dimaksud tak lain dan tak bukan adalah nafas semua nafas kehidupan apakah boleh berlanjut atau sebaliknya.

Pongahnya kita kepada hutan hujan semakin tak terbendung lagi, lihatlah, rimbunnya hutan hujan sudah semakin sering kita saksikan secara nyata ataupun dari cerita-cerita yang sudah berlalu semakin rebah tak berdaya karena kalah berdiri kokoh dengan raungan deru tangan-tangan tak terlihat namun nyata adanya.

Tak jarang pula, tangis dan derai air mata ragam tumbuhan bersama satwa yang langka dan endemik semakin sulit merajut asa untuk bisa terus bertahan disituasi yang semakin sulit karena semakin sempit dan terusir di rumah sendiri (lihat hutan alam sudah semakin sedikit yang mampu berdiri menaungi semua).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun