Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengajak Sekolah-sekolah untuk Peduli Persoalan Lingkungan

26 Juli 2018   12:55 Diperbarui: 27 Juli 2018   17:13 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat siswi-siswi memprakktekkan gambut basah dan kering di SMAN 1 Seponti Jaya, KKU. Foto dok. Yayasan Palung

Semakin menyempitnya ruang gerak satwa karena kehilangan habitat (tempat hidup) mereka di hutan bicara dalam fakta.

Tak salah kiranya, hilangnya luasan tutupan hutan dengan berbagai persoalannya tidak terkecuali lahan gambut sedikit banyak berpengaruh kepada tatanan kehidupan yang menjalani kehidupan.

Demikian juga seperti diketahui di Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara memiliki lahan gambut seluas 637.305 hektare, terluas di Kalimantan Barat yang kaya dengan keanekaragaman hayati seperti tumbuhan dan pohon khas hidup di habitat gambut.

Lahan gambut atau tanah gambut memang ditakdirkan untuk tidak subur karena memiliki tingkat keasaman tanah yang tinggi, apa lagi jika diganti dengan tumbuhan atau tanaman lainnya, hanya tumbuhan yang cocoklah yang bisa tumbuh di lahan gambut.

Adapun ragam tumbuhan yang dapat hidup tumbuh baik di rawa gambut adalah seperti meranti, punak, jelutung, kompas atau kempas dan ramin adalah tanaman asli gambut.

Selain juga tanaman sekunder yang cocok untuk tumbuh di lahan gambut seperti karet, nanas, sagu yang memiliki manfaat ekonomis sebagai alternatif pendapatan masyarakat secara berkelanjutan. Ketersediaan ragam tumbuhan asli gambut pun menyimpan tidak sedikit oksigen dan karbon yang salah satunya sebagai sumber hidup tidak sedikit bagi nafas makhluk hidup.

Bagi nafas dan keberlanjutan makhluk, ini yang menjadi tanda manfaat nyata tekait kondisi gambut saat ini. Luasan lahan gambut begitu banyak yang terampas, tergadai hingga menjelang terkikis habis.

Kondisi inilah sejatinya menjadi sebuah tanda tanya, apakah hutan dan lahan gambut terus menerus akan bisa bertahan dan dapat (di/ter)selamatkan?.

Setelah kegiatan selesai diakhiri dengan berfoto bersama di SMPN 1 Seponti Jaya, KKU. Foto dok. Yayasan Palung
Setelah kegiatan selesai diakhiri dengan berfoto bersama di SMPN 1 Seponti Jaya, KKU. Foto dok. Yayasan Palung
Apabila hutan dan lahan gambut dapat (di/ter)selamatkan, sudah pasti keberlanjutan nafas hidup semua makhluk hidup yang berada di wilayah gambut akan selalu memperoleh manfaat baik. Salah satunya terhindar dari kebakaran, tidak rentan terhadap banjir dan kebakaran lahan dan kabut asap.

Hal yang sama juga terjadi baik adanya bagi makhluk hidup seperti satwa/primata, rumah atau habitat mereka (satwa) tetap terjaga. Lewat ceramah lingkungan ke sekolah-sekolah berharap ada tumbuh kepedulian dari siswa-siswi untuk peduli dengan lingkungan sekitar.

Rangkaian kegiatan ceramah lingkungan lingkungan yang dilakukan oleh Yayasan Palung tersebut mendapat sambutan baik dari pihak sekolah.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun