Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: mitraindonesia.id

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pemimpin

1 April 2025   18:45 Diperbarui: 1 April 2025   18:51 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memimpin sebuah Kementerian atau Lembaga merupakan amanah sekaligus sumber bencana. Meski tantangan dan rintangan berdatangan silih berganti, kudu dilakoni hingga akhir masa baktinya.

Selain harus membuat keputusan yang adil dan bijaksana, pemimpin juga harus siap menghadapi berbagai reaksi dari berbagai pihak, baik yang pro maupun kontra terhadap kebijakan yang telah diputuskan.

Meski demikian, jangan mau menjadi budak sebuah "oligarki" serta melanggengkan "tirani". Hal ini yang membikin seorang pemimpin lupa daratan, merasa memiliki kekuasaan absolut dan tidak terbatas, membuatnya memerintah dengan otoriter dan represif.

Pemerintahan seperti ini dapat mengekang hak-hak asasi manusia, menjerat kebebasan menyampaikan aspirasi dan demokrasi.

Pesan yang bijak menegaskan, "Jangan menjadi pemimpin onani" berarti jangan menjadi orang yang hanya memimpin diri sendiri dan tidak peduli dengan orang lain atau kepentingan bersama.

Pemimpin "onani" yang menyenangkan diri sendiri, tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga merugikan organisasinya, dapat dipastikan bakal melakukan korupsi dan menyalahgunaan kekuasaan, dapat menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi juga dapat melakukan ketidakadilan dan diskriminasi.

Sebagai pemimpin, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan orang lain, serta bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Memang tidak mudah, untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan kemampuan kepemimpinan yang kuat, termasuk kemampuan untuk menganalisis situasi dan membuat keputusan yang tepat, berkomunikasi yang efektif dengan berbagai pihak, mengelola konflik dan menemukan solusi yang adil serta memiliki integritas dan konsistensi dalam membuat keputusan.

Sifat pemimpin yang baik itu bersifat adil dan tidak membedakan antara satu orang dengan yang lain. Seorang pemimpin juga harus bijaksana dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat.
Selain itu seorang pemimpin harus transparan dan terbuka dalam mengambil keputusan.
Peduli dengan kepentingan dan kebutuhan rakyatnya.

Pernyataan tersebut sangat tepat dan sesuai dengan ajaran Islam. Seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang baik dan tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

Terakhir, sebaik-baiknya manusia diciptakan adalah yang bermanfaat buat orang lain.

Pernyataan tersebut sangat tepat dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Manusia memang diciptakan untuk saling membantu dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Dengan melakukan kebaikan sekecil apapun, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, damai, dan penuh kasih sayang.

Dalam banyak agama dan kepercayaan, nilai-nilai kebaikan dan kepedulian terhadap orang lain juga sangat ditekankan.

Misalnya, agama Islam, menjelaskan konsep "berlomba-lomba dalam kebaikan". Al Qur'an Surah Al-Baqarah, ayat 148 menjelaskan "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang mereka menghadap ke arahnya. Maka berlomba-lombalah (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari akhir). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Ayat ini mengajarkan, bahwa setiap umat memiliki arah kiblatnya masing-masing, tetapi semua umat harus berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Ayat ini juga menekankan bahwa Allah akan mengumpulkan semua manusia pada hari akhir, tidak peduli di mana mereka berada. Wallahu 'alam bis-shawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun