Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Para Pengurus Masjid Jangan Anti terhadap Kedatangan Bocil-bocil

29 Maret 2023   07:26 Diperbarui: 29 Maret 2023   07:42 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam salah satu masjid di Makassar (dokumen Pribadi)


Tidak bisa dipungkiri, begitu memasuki bulan suci ramadan, sudah dipastikan masjid-masjid di penjuru dunia dipenuhi jama'ah. Termasuk di tanah air, nyaris semua rumah Allah ini dibanjiri jamaah, mulai anak-anak hingga orang tua, tumpah ruah menyambut antusias kehadiran tamu agung ini.

Sama-sama kita ketahui bersama bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh dengan ragam kebaikan dan manfaat. Berbagai kebaikan atau manfaat itu tersimpulkan dalam satu kata "barokah" atau dikenal dengan sebutan berkah. Sehingga bulan Ramadan dimaknai sebagai bulan yang padanya ada kebaikan yang begitu melimpah.

Sayangnya dibalik kemakmuran masjid itu, harus ada noda amarah orang-orang yang kurang menyukai kehadiran anak-anak di masjid. Tentu dibalik khusu'nya orang berjamaah, masjid-masjid ini bakal meriah oleh suara anak-anak yang berada di dalam maupun di luar masjid. Pemandangan seperti itu jamak kita jumpai pada bulan suci ramadan setiap tahunnya.

Melihat fenomena ini, selayaknya para pengurus Masjid jangan anti terhadap kedatangan bocil-bocil di dalam masjid. Sebab senakal-nakalnya anak, masih ada yang mengawasinya, baik dari orang tua maupun jama'ah yang lain.

Jeritan, teriakan mapun tangisan anak-anak di dalam masjid itu lebih mulia, ketimbang anak-anak kelayapan nggak jelas tujuannya. Akan lebih berbahaya kalau anak-anak kelayapan tanpa tujuan yang jelas, anak-anak akan dipantau begal, terjerat narkoba, dikontrol penjual organ manusia, dikontrol minuman keras dan pergaulan bebas.

Ketika anak-anak dilarang ke  masjid untuk sholat, mengaji maupun bermain-main, itu pertanda kiamat semakin dekat, sekaligus mengancam tumbuh kembang generasi emas yang akan datang.

Kenakalan anak-anak perlu kita maklumi, mengingat dunia anak kecil identik dengan bermain. Justru mereka dapat menciptakan kebahagiaan dengan berbagai cara bahkan ketika sedang di dalam masjid. Lain halnya para remaja dan orang tua, kalau gaduh di dalam Masjid, mereka harus tahu diri, lebih baik gibahnya diluar saja atau lebih baik berdzikir atau lebih baik diam.

Tidak jarang ketika ramadan tiba, kita jumpai para orang tua sengaja membawa anak-anak mereka yang masih kecil ke masjid. Imbasnya, anak-anak ini pun bermain-main dengan teman seusianya, memang ada anak-anak yang mengikuti gerakan sholat.

Harap maklum kala kita menemui anak-anak yang bengal, kepala batu tidak mempan nasehat dari orang tua, maupun para jamaah lain. Tak ayal anak-anak seperti membuat darah mendidih. Toh demikian, anak-anak nakal seperti ini lebih baik di diamkan saja, sebab tujuan utama kita ke Masjid untuk menunaikan sholat, bukan menghardik anak-anak. Yang penting sudah kita nasehati untuk tidak membuat kegaduhan di dalam masjid.

Lantas, bagaimana sikap kita sebagai orang yang sudah dewasa menghadapi anak-anak kecil yang bermain-main di dalam masjid?. Silahkan kita kembalikan pada individunya masing-masing.

Di snilah puasa melatih seseorang untuk menahan dari segala bentuk amarah atau kungkungan duniawi. Puasa itu tidak hanya belajar menahan lapar dan dahaga, tapi juga menangguhkan emosi pada titik nadir terendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun