Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadhan Tiba, Masjid Jadi Destinasi Wisata Religi hingga Perniagaan

10 April 2022   19:13 Diperbarui: 10 April 2022   19:17 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al Ikhlas (dokpri)

Namun, ia menuturkan fungsi masjid di jaman sekarang serba terbatas dan dibatasi. "Ada masjid hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, maka setelah sholat lima waktu, pintu-pintu masjidnya digembok, sehingga masjid nampak lengang tanpa aktivitas," singgungnya.

Ia juga menyinggung kondisi saldo masjid di kota-kota yang jumlahnya ratusan juta rupiah, akan tetapi ketika mengundang penceramah, kyainya, guru-guru ngaji, upahnya hanya 250 ribu saja.

"Dengan upah segitu mau hidup dari mana, andai satu kali ceramah, mengajar ngaji itu diberi 1 juta, saldo ratusan juta rupiah tadi tidak goyang. "Dari hasil celengan masjid setiap hari jumat saja sudah menghasilkan jutaan rupiah," cetus ustad.

Tandasnya lagi, cara-cara berfikir kita yang sekarang membuat masjid tidak bisa berkembang, misalnya kita gaji orang atau marbot untuk membersihkan masjid dengan berbagai fasilitas mewah di dalamya, tentu masjid itu akan terlihat bersih dan harum, sehingga jamaah akan berbondong-bondong ke masjid untuk beribadah dengan nyaman dan khusyu'.

Sebagai pengurus masjid juga ikut memikirkan bagaimana kehidupan ustad, guru ngaji, kyai. "Saya yakin masjid akan makmur dan bersih di mata jamaah yang beribadah," singkatnya.

"Saya heran dengan orang sekarang bangga menggunakan karpet, tapi tidak.ada petugas yang membersihkan karpet, ketika kita bersujud tak ubahnya bersujud di padang pasir, begitu berkeringat, pasirnya nempel di jidat, karena tidak ada yang membersihkan karpetnya," ucap ustad.

Hal ini tidak terlepas dari pelitnya tidak karu-karuan, buat kemakmuran masjid, minta fasilitas masjid bagus tetapi tidak mau keluar biaya lebih buat merawat bangunan masjid," singkatnya.

Terakhir sang ustad mengajak untuk merawat dan memakmurkan masjid. "Mari kita kelola masjid dengan baik, dengan cara merawat kebersihan lingkungan masjid. Tidak ada salahnya apabila masjid berAC, bersih karpetnya, orang yang masuk ke dalam tinggal sholat menikmati fasilitas yang bagus, sungguh luar biasa rasanya beribadah.

"Kalau masjid dijadikan sebagai tempat gontok-gontokan itu juga masih banyak kita jumpai dan menimbulkan berbagai masalah, tentu peristiwa itu tidak kita inginkan bersama," sebutnya.

Mari kita jaga fasilitas masjid, agar lebih makmur dan lebih maju sebagai tempat peradaban islam.

"Saya kira apabila masjidnya bersih, insha allah masjid akan makmur dan nyaman menjalankan ibadah," tutup ustad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun