Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Serunya Sesi Tanya Jawab Diskusi Online Tantangan PR pada Krisis Covid-19

29 Maret 2020   16:02 Diperbarui: 29 Maret 2020   16:18 19179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Petugas Humas harus mengambil peran dan kendali dalam situasi seperti ini. Saya beberapa kali mengalami.

Kedua, saya selalu memberikan informasi dan keterangan tertulis. Kalaupun harus melalui lisan (misalnya wawancara telepon atau doorstop), saya selalu melengkapi dengan recorder. Apalagi sekarang HP kan sudah pada bisa merekam. Ini untuk memastikan agar informasi yang saya sampaikan tidak dikutip keliru.

Menjawab pertanyaan dari Sumatera Barat,  Situasi yang mirip kami alami juga di Sulawesi Selatan. Kasus pertama kami dialporkan pada Kamis, 19 Maret 2020. Coba lihat pergerakannya: 2 kasus (dua hari tidak ada penambahan), 4 kasus, 9 kasus, 13 kasus, 27 kasus dan 29 kasus.

Dalam dunia kehumasan, ada semacam ungkapan "kutukan orang Humas" begini. "Humas itu adalah the last to know, the first to respon".

Selalu menjadi yang terakhir mengetahui suatu hal diinstitusi kita, tapi selalu diminta merespon pertama kali.

Sikap Jubir Covid-19 pada awalnya saya lihat memang agak kaku, dan kadang keseleo lidah. Mungkin karena beliau bukan orang Humas. Tapi akhir-akhir ini saya amati beliau makin firm. Mudah-mudahan seiring waktu akan makin memberi ketenangan dan menjadi bagian dari solusi.

Menjawab pertanyaan Mahasiswi, begini, faktanya begitu. Karena karakter publik itu, kalau didebat semakin menjadi-jadi dan akan makin runyam. Mereka akan mengungkit "aib-aib" lain.

Jadi langkah awal jika hadapi situasi demikian adalah "akui dan segera minta maaf". Jangan disangkal, apalagi jika ada "smoking gun".

Tentu saja tidak cukup berhenti disitu, Kita kemudian lakukan langkah, cari akar masalahnya, ambil solusi, dan sampaikan kembali ke publik apa yang telah dilakukan.

Itu yang saya lakukan di kasus booth pameran yang lalu.

Dijelaskan Ishaq Rahman, tantangannya di sini, adalah aspek koordinasi kita sering masih lemah. Lembaga dan pihak terkait harus mau sering-sering duduk bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun