Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aliansi Mahasiswa Pemerhati Pendidikan Kutuk Insiden Kekerasan Aparat Terhadap Massa Aksi

8 Mei 2019   19:11 Diperbarui: 8 Mei 2019   19:49 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tindakan represif/dok.IST

Sembilan lembaga yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemerhati Pendidikan Menggelar aksi unjukrasa di depan kantor polda sulsel terkait tindakan agresif kepolisian dinilai membungkam demokrasi dan melakukan pelecehan seksual pada saat mengawal aksi demostrasi pada 2 mei 2019 lalu. Rabu, (8/5/2019) Pukul. 15.45.

Beberapa lembaga yang tergabung dalam aliansi tersebut diantaranya, Mahasiswa Peduli Rakyat (MAPERA) Nusantara, Gerakan Pemuda Mahasiswa Indonesia (GPMI), Gerakan Rakyat Merdeka (GRM), Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND)  Makassar, Ikatan Keluarga Mahasiswa Bangkep Makassar (IKMBM), 

Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPERA), Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (PB IPMIL), Serikat Pekerja Nasional (SPN), Keluarga Pelajar Mahasiswa Kabupaten Bulungan (KPMKB) Bersama-sama untuk menuntut hentikan pembungkaman demokrasi dan kekerasan dalam mengamankan massa aksi unjukrasa oleh aparat kepolisian.

Tolak represif aparat/IST
Tolak represif aparat/IST
Jendral 'Sri Wahyuni' dalam orasinya, kami sangat menyesali atas tindakan yang tidak berprikemanusiaan oleh oknum-oknum kepolisian dalam mengawal setiap aksi kerap kali menuai kontrovesi sepanjang tahun 2019 ini. dan pihak polda selaku institusi tertinggi kepolisian di sulawesi selatan kami mengutuk keras apabila tidak mampu menyelesaikan persoalan ini.

Sri wahyuni melanjutkan, apabila dalam kurun waktu satu minggu sejak kami berdiri melakukan aksi unjukrasi ini tidak di indahkan, maka kami akan menggalang seluruh rakyat sulsel beserta mahasiswa keseluruhan untuk datang dan menuntut hal yang sama agar ditindak lanjuti. Karena perilaku seperti ini tidak pantas dicerminkan oleh aparat kepolisian yang notabenenya memiliki tata aturan dalam menjaga,  mengayomi, dan melindungi masyarakat.

Aksi yang dihadiri oleh puluhan massa aksi tersebut serentak menutup mulut mereka dengan memakai lakban hitam sebagai bentuk kekecewaan atas pembungkaman demokrasi, dan aksi pun berjalan dengan aman dan tertib mengingat massa aksi sadar akan kondisi bulan suci ramadhan, dan setelah usai bertemu langsung dengan perwakilan polda untuk menerima aspirasi, massa unjukrasa langsung membubarkan diri dengan tertib menuju kediaman masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun