Mohon tunggu...
Pipit Apriani
Pipit Apriani Mohon Tunggu... profesional -

Pemantau pemilu di KIPP Indonesia (Komite Independen Pemantau Pemilu). Blogger : www.forum-democracy.blogspot.com (pemilu) , www.les-bahasa-jerman.blogspot.com (belajar bahasa Jerman), www.merajut-itu-asyik.blogspot.com dan beberapa blog lainnya.\r\nSedang belajar di Pasca Sarjana FISIP UI Ilmu Politik tahun 2013 sampai sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Modus Penipuan SMS Baru

21 Desember 2011   05:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika bangun di pagi hari, seperti biasa saya menyalakan HP untuk mengecek pesan yang masuk semalam.

Ternyata pada jam 11 malam, ada pesan dari seorang senior menanyakan apakah saya kenal dengan seorang penjual HP. Karena tahu aktivitasnya, mungkin dia berada di daerah yang agak sulit mendapatkan voucher HP. Saya membalas dan menanyakan apakah masih dibutuhkan atau tidak. Bisa jadi, senior ini juga menghubungi teman yang lain, dan sudah ada yang membelikan pulsa. Segera dibalas, untuk membelikan pulsa Simpati senilai Rp 100 ribu. Saya jawab, okay.

Setelah itu saya menghubungi seorang teman dan menanyakan apakah no HP 0831 8178 3288 dan 0812 2857 3815 adalah no HP milik senior ini. Di Jakarta, bukan hal aneh jika seseorang punya banyak nomor HP. Oleh teman diberi nomor yang berbeda. Segera saya hubungi langsung nomor tersebut.

Seperti yang diduga, senior ini TIDAK mengirimi saya SMS apapun semalam. Bahkan dia juga mendapat SMS serupa dari teman kami juga. Nama yang disapa dan nama pengirim adalah benar dan lengkap nama kami. Jadi kalau lengah, siapa yang tak curiga, pasti akan langsung mentransfer voucher sebesar yang diminta.

Karena yang dikirimi SMS hanya orang-orang tertentu di lingkar teman kami, saya menduga si penipu ini mendapat nama lengkap kami berikut nomor HP dari Siaran Pers mengenai desakan dibukanya nama-nama Panitia Seleksi KPU dan Bawaslu yang kami terbitkan beberapa waktu lalu. Padahal penyertaan nama dan no. HP bertujuan untk memudahkan wartawan dan stakeholders Pemilu lain menghubungi kami.

Jadi, hati-hati untuk teman-teman yang menjadi panitia di suatu kegiatan dan mencantumkan no. HP pribadi. Anda menjadi sasaran empuk penipuan SMS.

Rekomendasi untuk Pemerintah
Ada baiknya meniru India dalam mencegah penipuan via HP seperti ini. Di India, tidak semua orang bisa menjual kartu perdana. Orang harus menyerahkan kartu identitasnya dan penjual memfotokopi kartu tersebut dan kemudian menyerahlannya ke pemerintah. Jadi, pemilik nomor HP benar-benar teregistrasi.

Demikian juga dengan orang asing di India. Ketika saya di sana dan bermaksud membeli kartu HP, saya harus menyerahkan Paspor saya untuk difotokopi. Penjual memfotokopi tidak hanya bagian muka paspor saja yang berisi keterangan pribadi, tetapi juga visa. Jadi, nomor apapun dan siapapun akan terdeteksi oleh pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun