Kabar pernyataan Giring Genesha maju menjadi capres 2024 berhembus tajam mengundang reaksi publik. Tak terbendung aneka tanggapan dari orang yang awam akan pengetahuan tentang politik hingga para pakar mulai tercium. Dengan berbagai sudut pandang, publik mencermati, menilai dan bersuara untuk membuka selubung sang calon pemimpin itu.
Dalam komunikasi politik ada tiga titik penilaian yang merangkum seluruh kekuatan seorang calon pemimpin yakni tentang ethos, pathos dan logos. Ketiga elemen ini menjadi fondasi seseorang masuk dalam kategori pemimpin dalam dunia politik.
Pertama, ethos mencakup kemampuan yang bisa dipercaya layaknya seorang pakar dalam suatu bidang. Atau track record, rekam jejak dalam menangani bidang tertentu dan kewajiban itu diemban secara bertanggung jawab. Kalau demikian acuan penilaian politik, bisa dikatakan bahwa Giring masih muda dalam pengalaman karena baru masuk dalam dunia kepartaian sejak tahun 2017 bersama PSI.
Kedua, soal pathos yang menggambarkan emosi jiwa, karakter dan karisma seorang pemimpin. Seperti  yang ditunjukan oleh Bung Karno yang menampilkan semangat dan gairah dalam berorasi untuk mempengaruhi masa. Gambaran ini ada dalam panggung yang berbeda kalau kita sandingkan dengan sosok Giring. Sebab panggung politik dan panggung dunia tarik suara jelas berbeda.
Ketiga, tentang logos mencakup isi dari pesan politik yang bermutu dan masuk akal yang dilatari dengan pengetahuan yang memadai dan pamahaman mendalam sehingga mampu meyakinkaan audiens. Kriteria ini terbilang masih jauh dan bahkan terlalu dini disematkan pada Giring.
Analisis lain atas pencalonan Giring yang merupakan faktor eksternal soal manuver politik partai PSI bisa saja terjadi. Dimana Giring dijadikan senjata sehingga partainya bisa menggaet popularitasnya. Skenario demikian bisa terjadi dalam dunia politik.
Deretan kriteria penilaian diatas yang disandingkan antara kiprah Giring dalam dunia politik dan dunia industri musik tidak akan mematahkan semangat dan meniadakan hak politik Giring sebagai warga negara yakni memilih dan dipilih.
Bagi saya berbagai kriteria ini merupakan arus kewajaran yang berusaha mengendus sosok seorang pemimpin demi menguak profesionalitas dimasa yang akan datang. Ini adalah suatu upaya bersifat prediktif dan boleh dikatakan sebagai kenormalan dalam berpolitik.
Tentu saja perhelatan pilpres akan terjadi tahun 2024. Durasi waktu masih cukup panjang. Dan Giring dijalan terjal, penuh perjuangan dalam upaya mempersiapkan diri dalam memuluskan jalan menuju kontestasi akbar itu.
Persiapan diri merupakan kesempatan berharga demi membangun kualitas diri dalam segala aspeknya. Karena seorang politikus handal atau pemimpin tangguh harus memiliki kazanah esensial yang unik dan menarik dalam dirinya untuk menakodai suatu masyarakat.
Dalam demokrasi, kedaulatan rakyat tidak berarti kemauan dari seluruh rakyat tetapi soal penentuan atas suara terbanyak. Di sini Giring Ganesha Djumaryo boleh berkoalisi dengan partai manapun untuk mendulang kekuatan. Giring pun boleh berkonsetrasi pada dan berharap untuk mendapatkan dukungan dari kelompok milenial. Atau dalam lawatan politiknya berbicara tentang tokoh-tokoh politik yang saat ini memiliki elektabilitas baik dan sosok yang dikagumi publik.