Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian yang Salah

29 Maret 2020   22:42 Diperbarui: 11 April 2020   20:56 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pmsbuletin1.blogspot.com

Kesalahanku
Hadir seperti dilemparkan pada bentangan pertiwi
Tanpa mengenal kata sepakat
Mungkin aku lemah dibaluti materi kefanaan
Tertempel pada rahim ibu kepunyaan persada
Hingga kelabilan terbungkus pada ari-ari tak bertulang
Kemudian kepada asuhan semesta dengan asa kematangan tak tentu
Namun aku hanya menggagas cerita ketakpastian

Aku jejaki pertarungan dikota
Tak ada kegusaran dalam irama kekuasaan
Aku arungi kekeringan gurun
Tak gentar dengan badai ketandusan
Berharap bertahan lebih lama dalam pendakian
Namun kematian terus mengintari
Ku yakini nasib hanya pada sikap sembah
Dengar kata aku memohon,
Dengan lutut aku sujud
Dan dengan air mata aku pinta
Aku hanya ingin hidup sekali lagi saja dalam detik waktu-Mu

Seperti lahirku tak terduga, telanjang dan terbiarkan
Kini kepulangan pun tak terjamah, tak ada sorak kerabatku
Mirisnya lagi, seperti kepergian yang sudah ada dalam kerelaan
Sampai aku raga kaku ini tak bertempat dalam ingatan
Apalagi beristana dalam pusaran tanah kerabatku

Mengapa aku di tolak
Ketika jiwa tak berumah dalam raga lagi
Dan kesadaran telah diambil semesta
Apakah pusaraku hanya memagari jalanmu
Atau menjangkiti beningnya relaung hatimu

Aku butuh liang lahat
Agar sengatan bauku tak tercium tak menderamu
Aku butuh tanah
Supaya raga ini cepat membusuk dibalik gelap
Dan cerita lirih ini tak terbaca dalam waktu
Berikan aku hati tak beruntungmu biar ku bawa dalam doa
Janganlah menolak kemalanganku sebab aku hidup dalam takdir
Biarkan aku berbaring dan pijakalah kuburku dengan kakimu
supaya raga ini cepat erat pada serambi bumi
Kalian boleh menolak hidupku
Tetapi jangan menolak raga kaku kematianku!!

Kota karang, 2020

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun