Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo "Ketinggalan Kereta"

19 Juli 2018   18:30 Diperbarui: 19 Juli 2018   18:34 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Manuver politik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dianggap kurang lincah oleh Fahri Hamzah, sehingga berisiko kalah lagi dari Jokowi di Pilpres nanti. Prabowo 'ketinggalan kereta'?

"Bagi rakyat, politik bukan urusan koalisi atau oposisi tetapi bagaimana kebijakan publik mengubah hidup sehari-hari." ~ Najwa Shihab

Simpang siur prediksi calon wakil presiden Joko Widodo maupun Prabowo Subianto yang saat ini marak menjadi pemberitaan, terutama menjelang dibukanya pendaftaran capres dan cawapres pada Agustus mendatang, sepertinya menjadi pengalih perhatian masyarakat akan semakin tingginya harga bahan pangan belakangan ini.

Padahal seperti yang dikatakan oleh Najwa Shihab di atas, siapapun tokoh yang akan menjadi cawapres Jokowi maupun Prabowo, belum tentu memberikan kebijakan publik yang mampu menyejahterakan masyarakat. Apalagi apa yang tengah diperebutkan para politisi tersebut, sebenarnya yang akan menentukan rakyat juga nantinya.

Kurangnya kesadaran para politisi, terutama pihak oposisi dalam mengkritik kebijakan Pemerintah inilah yang membuat Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah angkat suara. Secara mengejutkan, ia menyentil lambannya manuver politik Ketua Umum Gerindra yang juga merupakan pimpinan koalisi oposisi, yaitu Prabowo.

Sebagai sosok yang terkenal rajin melontarkan kritik pedas pada berbagai kebijakan Pemerintah, Fahri mengatakan kalau Prabowo kurang lincah dalam melawan Jokowi. Terutama karena ia kerap menyerang tanpa mampu memberikan data-data yang valid dan relevan, mengenai kelemahan Pemerintahan Jokowi.

pinterpolitik.com
pinterpolitik.com
Pernyataan Fahri ini juga disetujui oleh pengamat politik Ray Rangkuti, ia mengatakan kalau berbagai serangan tanpa dasar yang kerap dilancarkan pihak oposisi malah menjadi bumerang bagi mereka sendiri. Sementara, Jokowi sebagai "korban" malah diuntungkan karena simpati masyarakat yang semakin tinggi.

Selain itu, Ray menilai kurang seringnya Prabowo tampil di depan publik juga sebagai salah satu alasan mengapa elektabilitasnya stagnan selama ini. Prabowo pun terlihat enggan untuk merangkul partai politik lain ke kubunya, sehingga saat ini kondisinya diibaratkan 'terkunci' oleh PKS.

Berbagai manuvernya dalam mendekati pimpinan parpol dinilai terlambat, mengingat hampir sebagian besar parpol telah menyatakan dukungannya pada Jokowi. Begitu juga dengan kunjungannya ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), walau Ketua PBNU Said Aqil Siradj menyatakan kalau NU tidak akan terlibat dalam politik.

NU memang tidak terlibat dalam politik, namun nama Said Aqil sendiri saat ini diakui Jokowi masuk dalam kandidat cawapresnya. Terlebih, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga menjabat sebagai Rais 'Am PBNU, Ma'ruf Amin, telah menyatakan keberpihakannya pada Jokowi di Pilpres nanti.

Oposisi Salah Arah?

"Oposisi membawa kerukunan. Dari perselisihan muncul harmoni yang paling adil." ~ Heraclitus of Ephesus

Segala sesuatu yang bertentangan, umumnya akan menghasilkan keadilan. Begitulah kira-kira inti dari perkataan Filsuf Yunani Kuno Heraklitus dari Efesus yang hidup di era sebelum Socrates lahir. Baginya, perselisihan pada akhirnya akan dapat menghasilkan harmoni yang paling adil bagi semua manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun