Ritual demikian dalam perkembangan kisah sejarah umat israel hendak meninggalkan mesir, harus memotong seekor anak Domba Jantan, sesuai perintah Allah, untuk menggosokan/mengoleskan darah Domba itu di bubungan pintu rumah. Tanda gosokan darah domba itu yang menyilih setiap rumah bangsa Israel atas pembunuhan terhadap anak-anak laki-laki sulung bangsa Mesir oleh para Malekat utusan Allah pada malam hari. Menyusul keesokan pagi hari, memaksa Raja Firaun untuk memerintahkan bangsa Israel   segera meninggalkan/keluar dari Tanah Mesir.
Banteng, merupakan perlambangan manusia, rakyat yang dikorbankan/ditumbalkan untuk Poseidon, demi keselamatan manusia, kesejahteraan rakyat yang lain di era Atlantis. Domba, lambang manusia-manusia Atlantis yang mengembara di padang daerah/wilayah (dunia) baru yang digembalakan oleh para Gembala (Pahlawan peradaban Atlantis), akibat bencana banjir dasyat yang telah menenggelamkan Benua Atlantis, Surga Yang Hilang.
Domba konteks sekarang, perlambang manusia-manusia Allah, yang harus digembalakan oleh para Pahlawan (Dewa-Dewi) peradaban era kekinian. Terindikasi  di saat Yesus Kristus  hendak kembali ke Rumah Bapa yang Asli (Surga), meninggalkan pesan/amanah kepada Rasul Petrus untuk mengembalakan Domba-Domba-NYA.
Domba itu juga yang dilekatkan kepada Bayi Yesus sebagai Anak Domba Allah, terlahir dalam palungan Kandang Domba di pinggiran Kota Betlehem. Anak Domba itu yang menjadi korban/tumbal di Kayu Salib untuk keseimbangan Kosmos, menurut Arysio Santos (hal 127), demi Keselamatan Umat manusia zaman kekinian dan akan datang dari berbagai lilitan belenggu dosa. Mengingatkan Domba perlambang pengorbanan untuk keselamatan anak-anak sulung bangsa Israel, sekaligus keselamatan seluruh bangsa Israel untuk keluar dari tanah mesir (terbebaskan dari lilitan  belenggu perbudakan bangsa Mesir).
Atlantis yang Hilang dan Bintang Berekor serta Tiga Raja dari Timur
Bintang dalam kenyataanadalah benda angkasa yang sering  muncul malam hari, seperti juga Bulan yang mensinyalkan cahaya untuk penerangan Bumi dalam kegelapan malam. Bintang di era masyarakat purba (Atalnatis) menjadi sinyal, antara lain petunjuk akan tiba musim hujan, berakhir musim kemarau, atau malam hari akan berakhir dan akan memasuki pagi hari. Petunjuk pelayaran malam hari di samudra, karena dapat menjadi pedoman letak mata angin (Barat, Timur, Selatan, Utara).
Bintang, dalam elaborasi Arysio Santos disimbolkan sebagai fauna laut yang disebut Bintang Laut, juga menjadi simbol Matahari. Bintang Laut (fauna laut), pemaknaan sebagai bintang penyelamat di samudra (Lautan), yang  sering diperagakan oleh  Ikan Lumba-Lumba. Poseidon (Raja Lautan Atlantis/Pasifik) disimbolkan melalui ikan Lumba-Lumba yang tertemukan dalam mitos suku Aborigin di Australia. Terhubungkan dengan mitos Minoa-Kreta bangsa Yunani tentang Bintang Laut  sebagai simbol mata hari dan Vas Suci alias Cawan Suci ( Holy Grail) (hal 265 s/d 278).
Bintang penyelamat di samudra, Bintang Lautan, tersimbol pula melalui Jangkar Laut, untuk berlabuh perahu layar dan kapal-kapal di tengah samudra/lautan. Kisah sejarah keselamatan umat manusia Atlantis oleh Allah karena Banjir terdasat, yang diperankan Nabi Nuh dengan Bahteranya tentu ditopang pula oleh Bintang Laut/Jangkar Laut itu. Jangkar laut itu pula di era kekinian yang menjadi tumpuan keselamatan perahu-perahu layar, kapal-kapal beserta seluruh penumpang saat hendak berlabuh dalam bahaya atau kerusakan perahu dan kapal di tengah lautan.
Bintang Laut itu pula yang menjadi Bintang Udara, Bintang Angkasa Berekor dalam menginformasikan kelahiran Juru Selamat Dunia kepada Tiga Raja dari Timur. Bintang Berekor itu pula yang menuntun Tiga Raja dari Timur dalam pengembaraan untuk menemui Bayi Yesus di Kandang Betlehem.
Mengapa Tiga Raja dari Timur yang menjadi pilihan Allah untuk mengabarkan kelahiran Putra Tunggal-NYA, yakni Bayi Yesus, selain kepada para Gembala Betlehem? Dapat terpahami, karena Tiga Raja dari Timur adalah titisan darah turunan Umat Manusia Atlantis, Umat pilihan Allah dari Sabda Asli Atlantis Lemuria yang berakhir 75.000 tahun lalu, kemudian menjelma menjadi manusia Atlantis Sang Putra yang berujung 11.000 tahun lalu. Replika Atlantis Lemuria dalam diri Bunda Maria 2000 tahun lalu yang rahimnya mengandung kembali Sabda Asli Allah yang terinkarnasi dalam Bayi Yesus 2000 tahun lalu sebagai Replika Atlantis Sang Putra.***
Dataran Oepoi, Kota Karang Kupang, Tanah Timor 29 Desember 2010