Mohon tunggu...
Pinasty
Pinasty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi (21107030022) Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Menjadi Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jerih Payah Ibu Desa Bekerja, Maka Hargailah!

4 Maret 2022   20:38 Diperbarui: 4 Maret 2022   20:43 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu diketahui ibu pekerja di desa juga pintar dan mudah dapat membagi waktunya untuk bersosialisasi dengan tetangga. Karena mengingat ibu pekerja di desa yang bekerja di sawah, kebanyakan mereka sebagai buruh tani bukan pemilik sawah, jadi mereka dapat bekerja ketika ada yang meminta untuk menggarap sawah orang lain, sehingga pekerjaan di sawah bukan menjadi pekerjaan tetap mereka, sistemnya musiman. 

Ketika sudah musim maka banyak para pemilik sawah yang mencari-cari orang untuk menggarap sawahnya, pekerjaan itu juga terkhusus buat ibu-ibu. Sehingga masyarakat desa akan senang ketika musim panen atau musim pembuatan tandur menandur, karena mereka akan mendapat pekerjaan untuk memperoleh sesuap nasi guna memenuhi kebutuhan keluarganya.

Bersosialisasi dengan tetangga juga menjadi bagian ibu-ibu untuk bercanda tawa berbagi pengalaman dengan yang lain, melakukan berbagai arisan rutin dan acara-acara menghibur maupun formal lainnya. Hal itu tidak menjadi beban bagi para ibu-ibu pekerja di sawah, mengingat bekerja di sawah merupakan pekerjaan musiman dan ibu-ibu lainnya yang juga bekerja di sawah sehingga akan menjadi lebih mudah dalam mengatur sosialisasi dan pekerjaannya.

Perlu digaris bawahi, itulah mengapa ibu pekerja di desa lebih memilih tidak memilih menggunakan pembantu rumah tangga atau baby sister, karena keterbatasan ekonomi. Namun disisi lain karena kemauan seorang ibu sendiri yang ingin mandiri dan bekerja keras penuh dengan ikhlas dan membuktikan bahwa seorang ibu mampu menangani dan membagi-bagi aktivitas-aktivitasnya di dalam rumah maupun di luar rumah. Sehingga hal tersebut juga akan lebih membentuk rasa kekeluargaan yang nyata ketika di handle oleh tangan seorang ibu sendiri.

Namun, anak, suami atau keluarga juga harus turut serta membantu dalam hal kecil. Misalnya, mencuci piring, menyapu lantai. Hal sekecil itu jika dilakukan maka seorang ibu akan bahagia dan mengurangi rasa lelah ibu. Disinilah rasa kerjasama antar keluarga diatas kesibukan seorang ibu yang luar biasa namun masih tercipta keseimbangan rasa harmonis dan kebahagiaan.

Bekerja sekaligus mengurus rumah menjadi pekerjaan ibu yang tidak mudah, maka hargailah jerih payah seorang ibu. Dalam hal ini tentu seorang ibu bekerja dua kali lipat. Tentu anak, suami keluarga harus turut serta mendukung agar seorang ibu dapat menyeimbangkan pekerjaannya. Jika melakukan dua peran tanpa adanya dukungan dan bantuan akan membuat rasa berat dan lelah. Maka dengan adanya bantuan dan dukungan seorang ibu akan merasa dihargai dan dimengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun