Mohon tunggu...
Pijai Maikal Arpando Saogo
Pijai Maikal Arpando Saogo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobby: Sepak Bola, Tenis Meja,,Bad Minton dan lain-lainnya. Kegiatan lain: Nonton Drakor, Nonton Komedi dan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jalan Trans Mentawai: Kondisi Jalan dari Saumanganya Menuju Sikakap

11 Juli 2025   21:26 Diperbarui: 11 Juli 2025   21:26 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jalan trans mentawai dalam proses pengeksporan barang

Jalan Saumanganya-Sikakap: Nadi yang Menunggu Perhatian

Foto ini diambil di sebuah jalan penghubung dari Saumanganya menuju Sikakap, Kepulauan Mentawai. Sekilas terlihat seperti jalur biasa yang dilalui oleh berbagai macam kendaraan . Namun, jika kita mengamati lebih dekat, jalan ini menyimpan kisah panjang tentang perjuangan hidup masyarakat setempat.

Jalan tanah putih ini tampak dipenuhi lubang-lubang besar yang menganga. Ketika musim hujan tiba, lubang ini berubah menjadi kubangan lumpur yang dalam, sehingga mobil dan motor sering terperosok, membuat pengendara harus turun mendorong atau menunggu bantuan datang. Tidak jarang warga harus menunggu berjam-jam hingga kendaraan bisa bergerak lagi. Namun di musim kemarau, debu tebal berterbangan di sepanjang perjalanan, menutupi tanaman di pinggir jalan dan mengganggu pernapasan warga yang melintas  sehingga warga sering memakai masker akibat debu yang berterbangan.

Bagi masyarakat mentawai, jalan ini adalah nadi kehidupan mereka. Setiap hari anak-anak sekolah berjalan kaki melaluinya untuk menuju Sikakap, menempuh jarak belasan kilometer. Tidak sedikit dari mereka yang berangkat sebelum matahari terbit, menapaki tanah basah atau debu panas, hanya demi menuntut ilmu dengan semangat yang tak pernah padam. Sepulang sekolah, mereka tetap melintasi jalan yang sama dengan lelah tergambar di wajah, namun tetap tersenyum ketika tiba di rumah.

Selain itu, para petani dan pedagang kecil menggantungkan hidup pada jalan ini. Mereka memikul atau membawa hasil panen seperti pisang, kelapa, pinang, dan sagu menuju pasar di Sikakap. Hasil kebun inilah yang menjadi sumber ekonomi utama keluarga. Sayangnya, kondisi jalan yang rusak parah sering menambah biaya transportasi karena kendaraan harus menggunakan tenaga ekstra atau bahkan memilih jalur laut yang lebih mahal dan memakan waktu lama.

Di setiap jalan dengan sisi kiri kanan bagian jalan, terlihat tanaman pisang dan pepohonan hijau yang tumbuh subur, seakan menunjukkan bahwa tanah Mentawai menyimpan potensi pertanian dan kehutanan yang besar. Namun, potensi ini belum tergarap optimal karena akses transportasi yang terbatas. Banyak hasil kebun membusuk sebelum sampai ke pasar karena kendaraan sulit melintas.

Pernah suatu hari hujan turun deras semalaman. Keesokan paginya, beberapa mobil truk besar pembawa sembako dan bahan bangunan dari Sikakap menuju Saumanganya terjebak lumpur. Mereka baru bisa keluar setelah gotong royong warga sekitar dengan alat seadanya. Peristiwa seperti itu bukan sekali dua kali terjadi, melainkan hampir setiap minggu saat musim hujan. Kondisi ini tentu berdampak pada harga barang kebutuhan pokok yang melonjak karena ongkos angkut yang tinggi dan waktu tempuh yang lama.

Bagi warga Mentawai, jalan ini bukan sekadar tanah yang dilalui kendaraan, melainkan jalur yang menghubungkan kehidupan mereka dengan dunia luar. Mereka menaruh harapan besar kepada pemerintah daerah dan pusat untuk segera membangun jalan ini dengan pengerasan atau pengaspalan, agar anak-anak dapat pergi sekolah dengan aman, hasil kebun bisa sampai ke pasar dengan layak, dan harga kebutuhan pokok tidak lagi melambung tinggi.

Warga Mentawai ingin akses yang baik, agar warga bisa segera ditolong ketika sakit, agar guru dan tenaga kesehatan betah mengabdi di desa mereka, dan agar ekonomi masyarakat dapat bertumbuh dengan wajar.

Di balik cerita yang saya sampaikan ini, tersimpan doa ratusan warga yang mendambakan keadilan pembangunan. Jalan dari Saumanganya sampai Sikakap adalah jalan kehidupan, jalan harapan, jalan masa depan yang menunggu tangan-tangan peduli untuk membangunnya menjadi lebih baik.

Kami warga Mentawai siap untuk membantu apabila pembangunan di berikan kepada kami!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun