Mohon tunggu...
Pieter Tarigan
Pieter Tarigan Mohon Tunggu... Pegiat sosial keagamaan

I was born in Karoland, North Sumatra, but grew up in West Java. I love reading and fishing.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Merevitalisasi Potensi Olah Raga Catur Di Tanah Karo

19 Oktober 2025   22:27 Diperbarui: 19 Oktober 2025   22:27 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Suatu hari di tahun 2023 saya bertemu dengan seorang sahabat lama, yang waktu itu menjadi, kalau tidak salah, wakil ketua DPRD Tanah Karo. Pertemuan yang singkat di salah satu kedai kopi di Kabanjahe. Karena sewaktu masih muda, waktu masih kuliah, kami cukup dekat maka senang juga hati saya bisa bertemu waktu itu. Tadinya saya pikir dia tidak akan mau bertemu saya, karena dia sudah menjadi pejabat negara sedangkan saya rakyat jelata. Tapi, puji Tuhan, dia masih mau menemui saya.

Kepada sahabat saya ini saya mencurahkan kegalauan hati saya tentang minimnya prestasi orang Karo pada masa sekarang ini; hampir tidak ada muncul sebagai olahragawan handal tingkat nsional apa lagi internasional, kecuali Anthony Ginting. Maka saya usul agar Pemda Karo merevitalisasi cabang-cabang oleh raga, yang pada waktu lalu atlet-atlet suku Karo cukup dikenal.

Pada masa lalu ada Atelit Bangun (Balap sepeda) dan Adven Bangun (Karate). Khususnya dalam olah raga catur tahun 80an sangat banyak pecatur Karo mengharumkan Indonesia di dunia Internasional. Mereka adalah Menang Sinulingga (MI), Cerdas Barus (Grand Master dengan Elo Rating 2500), dan Nasib Ginting (MI). Ketiganya adalah tim Olimpiade catur Indonesia di eranya. Bukan hanya mereka, pada tahun antara 15an-50an ada dua nama kondang orang Karo yang pernah menaklukkan pecatur-pecatur Belanda, yaitu Narsar Karokaro dan Merlep Ginting. Khususnya Nasar Karokaro pernah melawan 8-17 pecatur secara simultan dalam pertandingan eksebisi yang diadakan oleh Belanda di Batavia, Bandung, dan Semarang dan kota-kota lain di Pulau Jawa (Karosiadi, 15/01/2019).

Mengapa mereka begitu tangguh?

Pada masa lalu, masa kanak-kanak penulis di desa di Tanah Karo, akhir 50an-awal 60an hampir di semua kedai kopi ada papan catur. Di setiap desa yang agak besar biasanya ada 3-4 kedai kopi dan di setiap kedai kopi itu ada papan catur yang diukir dengan pisau (digaris) menjadi permanen di salah satu meja kedai kopi tersebut. Dan perlu diketahui orang Karo memiliki permainan caturnya sendiri, yang menurut banyak orang lebih sulit dari permainan catur modern, karena catur Karo memiliki lebih banyak pion dari pada catur internasional.

Kembali kepada pertemuan saya dengan sahabat tadi. Saya tanyakan sekaligus usulkan cara merevitalisasi oleh raga di Tanah Karo, khususnya catur. Saya usulkan agar pemerintah Karo membuat turnamen berkala: tiga bulanan, enam bulanan, tahunan mulai dari sekolah dasar sampai SMA; mulai anatar desa, antar kecamatan sampai tingkat Kabupaten. Caranya adalah, pemda, dalam hal ini dinas olah raga dan pemuda, memberikan sejumlah papan catur kepada semua sekolah di Tanah Karo dan ke semua desa. Undang pecatur nasional, minial pecatur Karo yang pernag berprestasi internasional, atau pecatur nasional lainnya untuk coaching dan memberi semangat.

 Adakan turnamen seperti disebutkan di atas dan berikan hadiah menarik kepada setiap pemenang di setiap tingkatan. Tingkat sekolah bisa diberikan beasiswa. DI tingkat desa sepeda motor, di tingkat kecamatan dan yang lebih tinggi hadiah tertentu yang memberi gairah untuk bersaing bermain catur dst.

Sudah sekian tahun berlalu sejak pertemuan saya dengan sahabat saya yang anggota DPRD Karo itu. Tapi sampai saat ini saya belum mendengar ada kabar sesuatu tindakan untuk revitalisasi potensi catur di Tanah Karo. Yang kedengaran marak adalah judi online, judi onsite dan narkoba. Sayang sekali.

Pemerintah daerah Tanah Karo, hendaknya, selama masa kerjanya yang lima tahun itu dapat membuat satu legasi, yang menjadi kebanggaan dan panutan pemimpin dan rakyat Tanah Karo di masa depan.

Semoga curahan keprihatihan ini bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun