Mohon tunggu...
Pieter Sanga Lewar
Pieter Sanga Lewar Mohon Tunggu... Guru - Pasfoto resmi

Jenis kelamin laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nukilan Homo Sapiens: Dua Tiga Maret

23 Maret 2023   21:40 Diperbarui: 23 Maret 2023   21:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ramadhan fasting as a momentum to improve oneself and maintain peace, unity, and tolerance of national life

(Bahasa Inggris)

Rubrik "Umum" Kompas, Kamis (23/3/2023),  menurunkan berita berjudul "Ramadhan Momentum Persatuan". Awal puasa Ramadhan 1444 Hijriah yang ditetapkan jatuh hari Kamis, 23 Maret 2023, sama dengan keputusan Muhammadiyah dan NU, menjadi momentum untuk menjaga persatuan, kesatuan, dan toleransi. Bulan suci Ramadhan menjadi momentum perbaikan diri sekaligus menjaga perdamaian dan persatuan bangsa. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa kebenaran informasi yang diterima.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam ucapannya menyambut bulan Ramadhan 1444 Hijriah yang disampaikan melalui akun resmi Wakil Presiden Republik Indonesia di kanal Youtube, Rabu (22/3/2023). Wapres mengingatkan, masyarakat menjelang tahun politik supaya tidak terprovokasi oleh hoaks yang berpotensi memecah persatuan bangsa. 

Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan, ibadah puasa tidak boleh hanya menjadi ibadah rutin tahunan. Lebih dari itu, puasa harus membawa peningkatan yang signifikan pada kualitas diri umat Islam. Puasa juga menjadi momentum menjaga persatuan, kesatuan, dan toleransi.

Menurut Wikipedia Indonesia, puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkannya, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan syarat tertentu.  Puasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. 

Hikmat puasa adalah  melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup. Puasa mendidik jiwa agar dapat menguasai diri, mengendalikan nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti, serta berempati dan bersimpati terhadap penderitaan fakir miskin yang hidupnya berkekurangan. Dengan demikian,  puasa Ramadhan sebagai momentum memperbaiki diri serta menjaga perdamaian, persatuan, dan toleransi hidup berbangsa.

Bagi kaum Kristiani Katolik, puasa dan pantang dilakukan selama 40 hari dan 24 jam sehari (tahun 2023 dimulai tanggal 22 Februari sampai dengan 7 April 2023, hari wafat Yesus Kristus). Masa puasanya disebut dengan Praspaskah sebagai masa pertobatan manusia dari segala dosa yang selama ini dilakukan serta  sebagai masa bersolider dengan kaum miskin dan tertindas. Model pertobatan penghuni kota Ninive pada zaman Nabi Yunus menjadi inspirasi pertobatan. 

"Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.  Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air," (Yun 3: 5-7).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun