Gembala tua anugerah Yah,
penambang paksa di tambang batu bara
tak pernah jemu menatap cakrawala
membaca hakikat  semua peristiwa
Datanglah seorang malaikat dari ketujuh malaikat
membawa ketujuh cawan murka Allah
menyapa dekat gembala tua:
"Mari ke sini!
Aku akan menunjukkan kepadamu
putusan atas pelacur besar
yang duduk di tempat yang berlimpah air,
ia yang membuat raja bumi berbuat cabul,
penghuni pun bumi mabuk anggur percabulan"
Malaikat itu melayangkan gembala tua
menjemput luasnya padang gurun
Terlihat seorang perempuan
duduk di atas seekor binatang,
binatang berwarna merah ungu,
bertuliskan nama-nama hujat,
berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh
Perempuan itu memakai kain ungu,
kain kirmizi yang penuh hiasan
emas, permata, dan mutiara
dengan memegang cawan emas
yang penuh dengan segala kekejian
yang penuh dengan kenajisan percabulan
dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia:
"Babel besar,
ibu dari wanita-wanita pelacur,
ibu dari kenajisan bumi"
Perempuan itu terlihat mabuk,
mabuk darah orang kudus,
mabuk darah saksi Yesus
Gembala tua anugerah Yah,
penambang paksa di tambang batu bara
tak pernah jemu menatap cakrawala
membaca hakikat  semua peristiwa
Malaikat itu pun menyapa tanya:
"Mengapa engkau  terlihat heran?
Aku akan mengatakan kepadamu
rahasia besar perempuan itu
dan binatang yang memikulnya,
binatang yang berkepala tujuh,
binatang yang bertanduk sepuluh
Ada pun binatang yang kaulihat itu
telah ada, tetapi tak ada
ia akan muncul dari jurang maut
ia akan menuju kebinasaan
Mereka yang diam di bumi,
yaitu mereka yang namanya
tidak tertulis dalam kitab kehidupan,
sejak dunia ini dijadikan,
akan terheran-heran melihat
binatang itu telah ada,
namun ia tak ada,
dan ia akan muncul lagi"
Gembala tua anugerah Yah,
penambang paksa di tambang batu bara
tak pernah jemu menatap cakrawala
membaca hakikat  semua peristiwa
Malaikat itu terus menuntun pikiran"
"Yang penting di sini adalah akal,
akal yang mengandung hikmat:
ketujuh kepala itu adalah ketujuh gunung
yang di atasnya perempuan itu duduk
ketujuhnya juga adalah tujuh raja
lima raja di antara sudah jatuh,
raja yang satu ada,
yang lain belum datang,
jika ia datang, hanya tinggal seketika saja
Binatang yang pernah ada,
dan sekarang tidak ada itu,
ia sendirilah menjadi raja kedelapan
yang binasa bersama satu dari ketujuh raja itu"
Gembala tua anugerah Yah,
penambang paksa di tambang batu bara
tak pernah jemu menatap cakrawala
membaca hakikat  semua peristiwa
Malaikat itu terus memperjelas penglihatan:
"Sepuluh tanduk yang kaulihat,
melambangkan sepuluh raja
yang belum memulai memerintah,
namun hanya sejam mereka berkuasa
bersama dengan binatang itu
Mereka seia sekata
memberikan kuasanya kepada binatang itu
untuk berperang melawan Anak Domba
Namun Anak Domba akan mengalahkan mereka
karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan
Raja di atas segala raja
Ia Tuan yang menang bersama mereka,
mereka yang terpanggil,
mereka yang telah dipilih,
mereka yang selalu setia"
Gembala tua anugerah Yah,
penambang paksa di tambang batu bara
tak pernah jemu menatap cakrawala
membaca hakikat  semua peristiwa
Malaikat itu berkata lagi:
"Semua air yang telah kaulihat,
di mana wanita pelacur itu duduk,
adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak
adalah kaum-kaum dan bahasa-bahasa
Sepuluh tanduk dan  binatang yang telah kaulihat,
akan membenci pelacur itu,
mereka membuatnya sunyi dan telanjang,
mereka akan memakan dagingnya
mereka akan membakarnya dengan api
karena Allah telah menerangi hati mereka
untuk melakukan kehendak-Nya dengan setia
untuk memberikan kuasa kepada binatang itu,
sampai firman Allah telah digenapi
Perempuan yang kaulihat itu
adalah kota besar yang memerintah,
memerintah atas raja-raja  di bumi"
(Sumber, Why 17:1-18)