Kuatmu tak seberapa, napasmu menyesak dada, dayamu tak bersisa
Tak segunung harta, tak menumpuk kaya
Hanya dalam rasa pada seisi atap yang menembus perut bumi
Demi Tuhan cintamu terlalu
Pada manusia kecil yang masih menyusu
Pada perempuan yang sedang berjuang menemanimu
Tak tertimbang berat, tak cukup angka mengukur
Dikaburnya penglihatanmu, kau siapkan sepedamu
Kau pakemkan rem, kau lumasi ranta
Kau ikat kuat sambungan las yang mulai saling menjauh
Kau sisipkan kembali kain-kain yang berkeliaran nakal di sisi jok sepedamu
Hujan kau sebut hanya air
Angin kau bilang penghapus keringat
Panas kau namai penyemangat
Lalu aku bingung harus menamaimu apa
Lelaki tua
Sepeda ontel
Dan balon-balon harapan