Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Doraemon dan Pintu Ajaib

28 Mei 2020   13:39 Diperbarui: 28 Mei 2020   13:41 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kaki rinjani aku menunggu
Sekiranya temu akan jadi pelebur rindu
Padamu aku sudah menunggu, dengan hati kian tandus digerogoti rindu
Di perut bumi yang panas aku bersembunyi
Disana bara rindu bebas bergejolak
Jarak melebar, hati meringis menahan tangan yang tak bisa saling sentuh
Hanya sebatas layar kaca
Di telepon genggam yang sedang kupegang wajahmu sering kali muncul
Hati mencari hati
Kaki tak pernah lupa arah jalan pulang
Cinta mencari cintanya
Batin terikat dipisah jarak, kian sakit bila ditarik menjauh
Rumah sudah lama kosong
Tuannya sedang merantau, tak bisa pulang
Mereka ciptakan dinding
Tinggi!
Sangat tinggi
Aku panjat lalu aku berdarah
Aku gali lobang lalu aku kehabisan oksigen
Sudah!
Sudah hanya bisa menunggu
Sudah hanya bisa berharap pada Doraemon dan pintu ajaibnya
Kelak,
Kalau kau lebih dulu pulang, tunggulah aku hingga datang
Kelak,
Kalau aku lebih dulu pulang, aku menunggu bersama kopi hitam
Di atas ranjang, diselimuti rindu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun