Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Bukan Bunga 0 Persen, Musuh Terbesar Uang Kita adalah Inflasi

21 September 2022   20:29 Diperbarui: 21 September 2022   22:15 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan suku bunga bank 0% bukan hal yang relatif baru. Jangankan 0%, beberapa negara malah pernah memberlakukan suku bunga negatif (di bawah 0%) untuk menggerakkan perekonomian. Jadi alih-alih mendapat bunga, nasabah malah harus merelakan tabungannya dipotong bank sesuai dengan bunga negatif yang diberlakukan.

Bank sentral Jepang, Bank of Japan, adalah salah satu contoh bank sentral yang menerapkan suku bunga negatif sejak tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi Jepang memang sangat rendah beberapa tahun terakhir ini, ditambah lagi dengan dampak dari pandemi Covid-19.

Selain Bank of Japan, saat ini bank sentral Swiss (SNB) juga memberlakukan suku bunga negatif. Posisi terakhir (per Juni 2022) sebesar -0,25%. Tapi ada kabar SNB akan merevisi suku bunga September ini, entah naik, turun atau tetap. Keputusan ini sedang ditunggu-tunggu para trader dan pelaku ekonomi.

Kembali ke laptop. Setahu saya jauh hari sebelum isu ini ramai diperbincangkan, beberapa bank sudah menerapkan kebijakan suku bunga 0% pada produk-produk tabungan tertentu. 

Beberapa tahun lalu salah satu marketer bank yang memang fokus pada segmen pasar orang muda menawari kami menjadi nasabah mereka. Bank tersebut memberi benefit bukan berupa bunga tabungan seperti yang biasa ditawarkan perbankan. Benefitnya menyesuaikan dengan lifestyle nasabah yang disasar.  

Misalnya saat nasabah nongkrong sambil ngopi-ngopi di coffeeshop tertentu atau berbelanja di merchant tertentu, berbekal kartu debet bank tersebut, nasabah bisa mendapat potongan harga cukup besar, bisa sampai 20%. Besar kecilnya potongan harga, tergantung dari saldo tabungan si nasabah. Jadi dengan bunga 0% sekalipun mereka tetap memiliki manfaat sebagai nasabah pada bank tersebut.

Apa artinya ini? 

Suku bunga memang tetap menjadi faktor pertimbangan penting saat memilih instrumen tabungan tertentu. Tapi di luar itu, masih ada benefit-benefit lain yang bisa dipertimbangkan. Keamanan uang kita, misalnya. Dibanding menyimpan uang tunai di rumah (dalam brankas sekalipun), ada risiko yang selalu mengintai seperti kebakaran, dirampok orang atau dimakan rayap (seperti kejadian di Solo belum lama ini).

Selain itu di era digitalisasi saat ini, uang di instrumen tabungan yang sudah terhubung dalam Gerbang Pembayaran Nasional membuat kita semakin mudah melakukan berbagai transaksi. 

Lihat di sekitar kita, nyaris semua sistem pembayaran saat ini sudah berbasis digital: beli token listrik, isi pulsa, belanja di minimarket, beli tiket, beli karcis bioskop, pesan makanan di aplikasi dan aneka transaksi lainnya.  

Platform keuangan juga semakin terhubung satu sama lain. Nyaris tidak ada sekat lagi antara satu platform dan plaftorm lainnya. Jika suku bunga tabungan di bank sudah berada di level 0%, maka rekening bank kita pun jadi mirip rekening e-money yang kita miliki selama ini. Perbedaannya hanya pada biaya-biaya administrasi dan jaminan dari LPS.

Jadi dengan suku bunga 0% sekalipun masih ada sejumlah benefit yang bisa kita dapatkan. Jika kita memang menginginkan manfaat berupa imbal hasil dari dana yang kita investasikan, masalah yang harus diwaspadai sebenarnya bukan hanya suku bunga 0%.

Malah sekalipun bunga tabungan bank di atas 0%, katakanlah 1%, 2%, 3% atau lebih, masih ada musuh tak kasat mata lain yang bisa menggerus nilai uang kita: inflasi!

Jadi dengan suku bunga tabungan di atas 0% sekalipun, nilai uang kita tetap berkurang jika level suku bunganya masih di bawah level inflasi.

Untuk menjaga agar nilai uang kita tidak tergerus inflasi, maka kita sebaiknya menggunakan instrumen tabungan yang imbal hasilnya lebih besar atau minimal sama dengan inflasi. 

Sebagai contoh inflasi tahunan di bulan Agustus 2022 sebesar 4,69%. Agar nilai uang kita tidak tergerus, kita harus menempatkan uang kita pada instrumen investasi yang memiliki imbal hasil minimal 4,69% per tahun.

Biasanya instrumen tabungan seperti ini memiliki karakteristik yang khas, seperti misalnya jangka waktu investasinya relatif lebih panjang, misalnya: emas, obligasi, reksadana, saham atau komoditas. Produk-produk tabungan perbankan sebagian besar memang tujuannya untuk kebutuhan jangka pendek atau dana yang sifatnya mobile. Oleh karena itu, perbankan memberikan bunga tabungan yang relatif rendah.

Sisi Lain Bunga 0%

Setiap bank sentral dan otoritas keuangan sebuah negara pasti sudah memiliki analisis mendalam dan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan angka suku bunga acuan, karena keputusan ini akan membawa dampak besar pada perekonomian negara tersebut. Oleh karena itu suku bunga 0% tidak perlu jadi isu yang harus dikhawatirkan berlebihan.

Kalau ada yang bilang, "mending saya tarik tabungan kalau bunganya 0% untuk diinvestasi ke tempat lain atau sekalian diputar jadi usaha," justru ini adalah side effect yang diharapkan. Dengan terjadinya aliran uang, baik ditempatkan pada instrumen investasi lain, digunakan untuk usaha produktif atau untuk belanja sekalipun, diharapkan ekonomi juga ikut bergerak. Pergerakan uang seperti ini memberikan kontribusi yang lebih baik bagi perekonomian dibanding hanya menjadi dana yang idle di bank.

Saat ini kondisi ekonomi global sedang lesu pasca pandemi Covid-19 ditambah dengan dampak perang Rusia-Ukraina. Sebagai bagian dari sistem ekonomi global, negara kita juga pasti terpengaruh oleh kondisi tersebut. Jadi pemerintah saat ini memang berupaya terus mencari cara menggenjot perekonomian.

Wasana kata, suku bunga bukan satu-satunya benefit menabung di bank. Seperti sudah disampaikan di atas, keamanan dana kita dan kepraktisan transaksi di era digital menjadi benefit lain yang harus diperhitungkan. Jika memang ingin mengejar suku bunga sebagai imbal hasil tabungan, jangan lupa memperhitungkan faktor inflasi, sehingga kita dapat menggunakan instrumen investasi yang tepat. (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun