Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Pranowo Dicuekin, Jangan-jangan "Gimmick" PDI-P Saja?

26 Mei 2021   16:58 Diperbarui: 26 Mei 2021   17:01 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Gambar dari kompas.com/Kristian Erdianto

Nama Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah sedang ramai dibicarakan beberapa hari terakhir ini. Penyebabnya karena Ganjar tidak diundang oleh partai pengusungnya, PDI-P, saat partai melakukan rapat konsolidasi tingkat propinsi, di Semarang (22/5). Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto juga mengeluarkan pernyataan menarik. Menurutnya, sosok Ganjar terlihat terlalu ambisius menjadi capres pada perhelatan pilpres 2024 nanti.

Sontak masyarakat heboh dibuatnya. Tidak bisa dipungkiri, sosok Ganjar Pranowo memang punya banyak pendukung baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Selama ini Pak Ganjar adalah salah satu contoh dari sedikit pejabat publik yang gemar menyapa dan chit-chat dengan warganet. Saya adalah satu follower-nya di media sosial twitter, jadi kicauannya kerap hadir di lini masa.

Bisa saja ada yang terlewatkan, tapi selama ini rasanya kicauan Pak Ganjar lebih banyak berbicara tentang program kerja pemprov Jateng, menjawab keluhan atau pertanyaan warganet dan sesekali sahut-sahutan dengan pejabat publik yang lain. Tidak ada kicauan yang bertendensi pilpres 2024.

Namanya yang selalu melejit pada sejumlah survei elektabilitas pun bukan karena inisiatif pribadi atau ingin gagah-gagahan tapi sudah seperti itulah persepsi masyarakat kita saat ini.

Tidak heran, banyak warganet yang bereaksi negatif terhadap pernyataan Bambang Wuryanto di atas. Saya salah satunya. Tapi setelah memantau diskusi-diskusi di lini masa, saya cenderung setuju pada salah satu analisis yang menarik.

Memang, mestinya kita sebagai rakyat jelata tidak perlu terlalu naif menanggapi isu-isu politik yang sedang berkembang, termasuk untuk isu yang satu ini. Bisa saja ada skenario lain di belakang layar, bukan?

Bagaimana kalau PDI-P sedang bermain drama? Bagaimana kalau Ganjar Pranowo yang tidak diundang rapat konsolidasi dan pernyataan Bambang yang kontroversial itu hanya "gimmick" politik saja?

Selama ini sosok Ganjar Pranowo adalah contoh kader yang sukses menjadi pemimpin yang merakyat. Potensi ini sayang jika dilewatkan begitu saja oleh PDI-P. Lantas mengapa Ganjar Pranowo terkesan diabaikan oleh partai?

Cek Ombak 

Masih ingat polemik yang muncul sebelum nama Jokowi diusung PDI-P sebagai capres tahun 2014?

Saat itu Jokowi sedang jadi primadona setelah masyarakat melihat gebrakan demi gebrakannya memimpin DKI. Tapi PDI-P tidak serta merta menyodorkan namanya ke bursa capres. 

Malah muncul isu, kalau Megawati, sang Ketua Umum mendapat suara terbanyak di internal partai untuk maju sebagai capres. Ini kan sangat menggemaskan, pemirsa. 

Saya sampai bertanya-tanya dalam hati saat itu, "Ini serius Bu Mega mau maju lagi? Bukannya bunuh diri namanya?" saking gemasnya.

Ternyata pada saat-saat terakhir, nama Jokowi-lah yang kemudian diusung PDI-P. Hasilnya pun sesuai dengan ekspektasi.

Tidak menutup kemungkinan skenario ini kembali dimainkan untuk melihat sejauh apa respon masyarakat terhadap isu ini. Selain elektabilitas, reaksi masyarakat terhadap isu yang menimpa figur tertentu harus ikut diperhitungkan.

Mengamankan Jalan

Waktu 3 tahun sampai perhelatan pilpres berikutnya adalah rentang waktu yang panjang dari perspektif politik. Masih banyak dinamika dan manuver-manuver politik yang dapat terjadi pada rentang waktu tersebut. 

Memberi lampu hijau sebagai capres dari PDI-P jauh hari sebelumnya, bisa membawa konsekuensi yang lain. Lawan-lawan politik jadi punya waktu yang panjang untuk mengatur strategi guna melemahkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah tersebut. 

Imbasnya, Ganjar Pranowo bisa jadi sasaran tembak yang empuk dengan mengangkat kembali isu-isu di masa lalu, membenturkannya dengan sentimen agama dan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Menyimpan yang terbaik untuk dikeluarkan paling akhir adalah strategi yang tepat untuk menghadapi situasi tersebut.

Dua hal di atas bisa menjadi alasan yang masuk akal jika PDI-P benar-benar melakukan gimmick politik. Tapi tentu saja ini hanyalah analisis receh yang bisa benar, bisa setengah benar atau bisa juga salah. Sekali lagi, dalam dinamika politik segala skenario bisa saja terjadi.

Salam sehat. (PG)

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun