Seberapa sering Anda mengalami miskom (miscommunication) dengan pasangan entah suami/istri atau kekasih karena hal-hal sepele? Atau Anda berdua berdebat karena berbeda pendapat tentang suatu hal?
Ini hal yang wajar. Tidak ada dua orang di dunia ini yang bisa sama persis peta pikirannya. Dalam beberapa hal, mungkin Anda berdua memiliki kecocokan satu sama lain. Tapi dalam hal yang lain bisa saja jauh berbeda seperti sudut pandang, prinsip, dan cara berpikir dalam memandang sebuah masalah.
Belum lagi jika Anda dan pasangan memiliki perbedaan latar belakang suku, agama, pendidikan, dan lain-lain.
Hanya saja, jika tidak mampu dikelola dengan baik, perbedaan-perbedaan ini dapat memicu masalah menjadi lebih besar bahkan bisa mengancam keutuhan hubungan tersebut.
Oleh karena itu dibutuhkan kiat-kiat untuk membangun komunikasi yang efektif sehingga apabila terjadi masalah, Anda dan pasangan dapat mencari jalan keluar terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
Teknik Handling Objection
Pembaca yang berkecimpung di dunia pemasaran pasti sudah sangat familiar dengan istilah yang satu ini. Handling Objection (biasa disingkat HO) adalah teknik komunikasi yang biasa digunakan para pemasar untuk bernegosiasi dan mengatasi keluhan/keberatan dari pembelinya.Â
Handling objection bertujuan membuat calon pembeli yang semula enggan membeli produk kita dengan seribu satu alasan pada akhirnya bersedia membeli.
Susah-susah gampang memang. Oleh karena itu dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik dan meyakinkan.
Keluhan dari calon pembeli pada umumnya selalu terkait dengan produk, harga, perusahaan, dan personal si penjual sendiri. Nah, dari sinilah HO dikembangkan.Â
Contoh ilustrasinya seperti ini: seorang penjual memasarkan sebuah produk kepada calon pembelinya. Calon pembeli pun menyampaikan objection seperti ini "Produk kamu kemahalan!"Â
Nah, seorang penjual yang tidak menggunakan teknik HO mungkin secara spontan menjawab, "Lah, barang bagus pasti mahal, dong," atau malah versi ekstrimnya, "Huu, bilang saja gak punya duit!"