Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Asyiknya Curhat lewat Puisi

15 September 2018   21:28 Diperbarui: 19 September 2018   12:05 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari skintdad.co.uk

Curahan hati atau yang biasa kita singkat dengan "curhat" adalah salah satu bentuk interaksi kita dengan orang lain. Dengan curhat kita bisa membagikan perasaan atau unek-unek yang bisa menjadi beban dalam hati jika dipendam sendiri. Lepas dari teman berbagi kita bisa memberikan tanggapan balik yang sesuai atau tidak, dengan curhat sebagian beban dalam hati sudah diringankan.

Pada masa lalu, isi curhat adalah sesuatu yang privat, oleh karena itu kita hanya berani mengungkapkannya pada teman yang benar-benar dekat. Malah untuk menceritakan kepada teman pun kadang tidak berani, sehingga sebagian orang menuliskannya pada buku diary.

Saat ini, seiring perkembangan teknologi informasi, gaya curhat pun bergeser. Isi curhat yang awalnya sangat privat itu, kini bisa dengan mudah menjadi konsumsi khalayak. Kertas-kertas diary telah berubah menjadi halaman media sosial atau blog kita, sehingga orang lain bahkan, yang belum kita kenal sekalipun dapat mengetahui isi hati kita.

Saat membuat status media sosial kalau kita sedang jatuh cinta, orang di belahan dunia lain bisa mengetahuinya dan bisa ikut berbunga-bunga bersama kita. Sebaliknya, kita juga bisa tahu kalau salah satu sahabat kita sedang marah pada seseorang lewat tulisan di blog-nya. Selain lewat blog dan media sosial, saat ini curhat juga bisa dilakukan lewat berbagai aplikasi perpesanan dan aplikasi multimedia lainnya yang bisa melintasi sekat-sekat geografi.

Ada satu lagi yang menurut saya bisa jadi cara curhat yang keren, curhat lewat puisi. Dengan cara ini, kita bisa mengungkapkan isi hati kita sekaligus menghasilkan karya untuk dinikmati diri sendiri dan orang lain. Memang, puisi pada dasarnya adalah media ekspresi dari penulisnya. Dengan curhat lewat puisi, kata-kata yang terjalin dalam puisi akan terasa lebih dalam dan sarat makna. Puisi pun jadi semakin memiliki jiwa.

Berikut kelebihan lain jika jika kita memilih curhat lewat puisi:

Curhat Jadi Lebih Berseni
Menulis puisi akan jadi lebih mudah jika emosi sedang meluber dari ember hati. Luberan rasa ini baik cinta, amarah, bahagia dan sebagainya akan membuat kata-kata mengalir lebih deras dan tahu-tahu kita telah menuntaskan satu karya atau lebih dari ungkapan hati kita.

Berdasarkan pengalaman saya, proses produksi sebuah puisi yang lahir dari curahan hati jauh lebih mudah dan cepat daripada puisi yang lahir dari pikiran semata. Hanya saja, karena kata-kata mengalir deras, tampilan puisinya biasa masih berantakan. Agar jadi sebuah karya yang lebih mudah dicerna pembaca, kita selanjutnya bisa memoles puisi tadi dengan mengatur diksi, membuatnya memiliki rima dan kiat-kiat lainnya.

Pesan Tersamarkan
Jika misalnya, kita ingin mengungkapkan kemarahan kepada seseorang, tapi merasa "jahat" kalau mengungkapkannya secara vulgar, puisi bisa jadi jalan tengahnya. Dengan curhat lewat puisi, kita tidak perlu risau orang yang bersangkutan akan tahu. Emosi kita bisa disamarkan lewat metafora-metafora yang kita tulis dalam puisi. Lagipula, begitu puisi ditayangkan, puisi itu telah jadi milik semua pembacanya, bukan lagi ditujukan kepada orang per orang.

Dengan mencurahkan emosi di dalam permainan kata-kata dan bait-bait puisi, kita bisa meringankan beban hati tanpa harus membuka lebar-lebar buku hati kita di depan orang lain.

Puisi Jadi Jangkar Memori
Setiap kata dalam puisi dapat menimbulkan rasa dan kesan yang mendalam. Dengan demikian kata-kata ini dapat menjadi jangkar yang presisi jika suatu saat di masa depan, kita ingin kembali bernostalgia dengan membaca puisi-puisi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun