Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Basalto Terakhir] Bola Api

30 Maret 2016   07:15 Diperbarui: 30 Maret 2016   07:23 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sial! Mereka memasang kutuk dan perisai lebih banyak dari yang aku kira," keluh penyihir pertama. "Lama-lama energi kita habis hanya untuk membersihkan sampah-sampah sihir ini."

"Mudah-mudahan kita berhasil menemukan ruang rahasia itu, Tuan, agar bisa secepatnya keluar dari sini," sahut penyihir kedua di belakangnya.

Penelurusan mereka semakin jauh. Sekarang mereka nampak melangkah menuruni undak-undakan yang curam. Begitu sampai pada tangga terakhir, penyihir pertama menghentikan langkahnya. Cahaya dari bola api menyinari pemandangan menggidikkan di permukaan lantai di bawah tangga. Seluruh lantai ternyata dipenuhi kalajengking. Tubuh hewan-hewan merayap itu berkilau-kilau ditempa cahaya bola api.

Kedua penyihir nampak terkejut.

“Ini bukan ilusi,” ucap penyihir kedua.

Penyihir pertama pun menggerakkan tangannya. Bola api di depan mereka terbang lebih jauh ke ujung lorong, lalu beberapa saat kemudian bola api itu kembali. Memang, sejauh mata memandang, seluruh permukaan lantai lorong di tingkat bawah ini dipenuhi kalajengking.

Penyihir pertama memandang penyihir kedua.

"Jika peta ini benar, kita tidak terlalu jauh lagi dari ruangan rahasia itu," ucapnya. “Biar aku yang membereskan binatang kecil berbisa ini. Simpan energimu, kalau-kalau nanti dibutuhkan."

"Baik, Tuan."

Penyihir pertama lalu mengumandangkan sebuah mantra panjang. Kedua tangannya ditengadahkan ke arah bola api. Ukuran bola api itu pun membesar seiring mantra yang dilantunkan. Panas dari bola api juga semakin menyengat.

Kalajengking-kalanjengking yang berada di bawah bola api segera menyingkir ke segala arah karena kepanasan. Saat ukuran bola api hampir sama dengan lebar dan tinggi lorong, penyihir berteriak lantang dan melakukan gerakan mendorong dengan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun