Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keluarga Benteng Penjaga Lingkungan dari Limbah Domestik

2 Februari 2024   18:02 Diperbarui: 2 Februari 2024   18:03 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga Benteng Penjaga Lingkungan dari Limbah Domestik

"Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena saudari kami Ibu Pertiwi, dia menyuap dan mengasuh kami, dia menumbuhkan aneka ragam buah-buahan, beserta bunga warna-warni dan rumput-rumputan." (Santo Fransiskus Asisi).

Pengantar
Umat manusia hidup di rumah bumi. Kekinian, bumi sedang tidak baik-baik saja. Suhu bumi meningkat secara signifikan. Permukaan air laut naik. Polusi udara pun tidak terhindarkan. Lingkungan alam tampak tidak ramah pada kehidupan manusia.

Kondisi rumah bumi saat ini, tidak terlepas dari sikap dan perilaku hidup manusia yang tidak ramah lingkungan alam. Bermula dari hal-hal sederhana seperti penggunaan detergen yang berlebihan, sampah yang tidak terpilah dan berserakan serta pembuangan sampah sembarangan berkontribusi pada rusaknya lingkungan alam, rumah bumi, tempat manusia berpijak.

Mengingat situasi krisis lingkungan alam yang tidak terhindarkan, maka sebagai manusia yang dianugerahi Tuhan akal budi dan hati Nurani, kita perlu memikirkan apa yang mesti kita lakukan untuk merawat rumah bumi tercinta ini.

Di dalam pemaparan singkat ini, kita akan melihat dua aspek penting, yaitu sumber penyebab rusaknya lingkungan alam dan bagaimana kita merawat lingkungan alam, rumah bumi, tempat kita berpijak? Kita berharap melalui perilaku hidup sederhana, ugahari, tidak konsumtif, kelola sampah domestik, kita dapat berkontribusi dalam merawat ibu bumi, rumah kita bersama.

Perilaku konsumtif dan sampah
Dunia dewasa ini menyajikan aneka produk instan. Ada produk-produk yang tidak ramah lingkungan. Produk berbahan plastik, detergen dan zat kimia lainnya. Gempuran iklan turut melanggengkan produk-produk tersebut.

Kita diperhadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak mudah. Di satu sisi, kita menyadari akan produk yang tidak ramah lingkungan, tetapi di sisi lain, tuntutan kebutuhan hidup mengharuskan kita menggunakannya. Pada titik ini, kita perlu bijaksana dalam memilih dan memanfaatkan sebuah produk sesuai kebutuhan, bukan keinginan semata-mata.

Perilaku konsumtif menyumbang rusaknya lingkungan alam. Bagaimana pola konsumsi kita? Apa produk yang kita gunakan? Sebagai contoh, kita terbiasa menggunakan sabun, shampo dan kosmetik berlebihan. Atau, kita terbiasa menggunakan pupuk kimia dan zat pestisida untuk lahan pertanian.

Kita juga bisa melihat bahwa pada saat berbelanja ke pasar atau mall, kita tidak membawa tas belanja. Kita masih menggunakan plastik untuk mengisi barang-barang belanjaan. Berbagai produk terbungkus plastik. Kita bisa menghitung berapa banyak sampah plastik yang kita hasilkan setiap hari, setiap minggu, bulan dan tahun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun