Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Awas Hilang

9 Desember 2022   06:56 Diperbarui: 21 April 2023   14:49 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak seberapa lama berdiam di rumah bumi ini
Siang dan malam berganti begitu cepat
Baru saja lahir dan akan segera pulang ke asalnya
Pada waktu yang singkat ini sadar dan lihatlah:

Istana mewah lambat laun lapuk
Pesawat terbang mengudara dan kapal laut melintasi samudra tak seberapa lama menjadi rongsokan
Emas, nikel, tembaga tertimbun di dasar bumi
Karya sastra dan filsafat ternama pun tak diingat seiring berlalunya waktu

Manusia berjuang membangun kemewahan dunia
Padahal, tak kekal sebab akan hilang tersapu angin
Manusia menghabiskan waktu mengumpulkan segala benda berharga di muka bumi
Padahal, saat ajal menjemput tak ada sesuatupun akan dibawanya

Setiap zaman memiliki kisahnya sendiri
Setiap generasi memiliki jalan hidupnya sendiri
Bekerjalah hari ini dan saat ini bukan untuk harta dunia, tetapi untuk bekal perjalanan selanjutnya
Sebab, apa pun yang ada di dunia ini akan hilang

Milikmu hanya saat ini
Kemarin sudah lewat
Besok belum tentu
Pergunakan seluruh waktumu hari ini untuk bekal hidup abadi

Jangan sampai tersesat apa lagi hilang ditelan gemerlap dunia
Tetaplah terpaut pada akar usal-usulmu
Tak tergoyahkan oleh berbagai tawaran dari luar
Seluruh hidup terarah pada keabadian

Yang kekal abadi tak ada di dunia ini
Maka, janganlah terikat pada dunia sementara ini
Sebab, semua akan hilang lenyap dalam sekejap
Tersapu, angin dan badai menuju dasar samudra

Hiduplah apa adanya, bukan karena ada apanya
Memberi bukan sekedar menerima dan mengeluh
Mengobati bukan melukai dan tertawa gembira melihat orang lain menderita
Memeluk bukan membuang muka pada orang miskin

Keabadian nyata di dalam perbuatan baik
Tindakan memberi suaranya lebih nyaring daripada bicara di mimbar dan podium
Mengunjungi orang miskin lebih berguna daripada bersenang-senang di caf, restoran, mall, bioskop
Berbuatlah baik dan terimalah keabadian bersama sang Ilahi

Awas hilang!
Kehilangan keabadian bersama sang Ilahi hanya karena terikat pada dunia fana ini
Hidup hanya sekali dan kalau hilang, maka tamatlah harapan dan kerinduan akan perjumpaan dengan-Nya!
Selesai!

Abepura, 09 Desember 2022; 08.16 WIT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun