Secara keseluruhan, Papua pada era Presiden Jokowi (2014-2021) sangat memprihatinkan. Ruang-ruang dialog dengan orang Papua tertutup rapat. Pasukan militer memenuhi tanah Papua. Operasi militer gencar dilakukan di tanah Papua. Orang Papua mengungsi di atas tanahnya sendiri. Anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah karena situasi operasi militer.
Kita melihat bahwa pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, pasar yang dilakukan oleh Presiden Jokowi tidak menyentuh akar permasalahan Papua. Pembangunan infrastruktur tersebut tidak menyentuh sukma orang Papua. Sebab, orang Papua tidak minta pembangunan infrastruktur. Â Orang Papua minta, "Mari kita bicara dulu! Dengarkan kami!"
Saat ini, kebutuhan utama untuk menyelesaikan permasalahan Papua yaitu adanya ruang dialog antara pemerintah Indonesia dan orang Papua. Orang Papua memiliki wadah United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Pemerintah Indonesia dan ULMWP bisa saling bertemu di meja perundingan untuk membicarakan masa depan Papua secara bermartabat dan berkeadilan.
Apakah Presiden Jokowi akan membuka ruang dialog dengan orang Papua? Kita menunggu keajaiban itu datang. Satu hal yang pasti, selama pemerintah Indonesia tidak mau membuka ruang dialog dengan orang Papua, maka situasi Papua tidak akan aman dan damai. Sebab, sejarah mencatat bahwa pendekatan pembangunan dan operasi militer tidak pernah menyelesaikan akar permasalahan di suatu wilayah konflik.Â
Semoga pemerintah Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Jokowi mau membuka ruang dialog dengan orang Papua. Dengan demikian, segala permasalahan Papua dapat dibicarakan dan diselesaikan secara damai tanpa saling mengorbankan nyawa manusia. [Nbr, 05-05-2021].