Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Domba Menggugat Gembala, Kisah dari Papua Selatan

26 Maret 2021   05:40 Diperbarui: 26 Maret 2021   06:00 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu anggota kelompok

"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya," (Yohanes 10:11)

Cuaca  di kota Jayapura tampak cerah. Matahari memancarkan cahayanya menembus dedaunan pohon-pohon akasia di gua Maria Fajar Timur, Waena. Kelompok kaum awam Katolik yang menamakan diri "Satu Suara Kaum Awam Katolik Papua," berkumpul di sekitar gua Maria itu.  Mereka datang dengan sejumlah seruan yang dibacakan di hadapan wartawan yang hadir pada konferensi pers tersebut, Senin (25 Januari 2021).

Salah satu seruan itu berbunyi, "Meminta Uskup Keuskupan Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC mencabut MoU dengan Korindo melalui anak perusahaannya, PT Tunas Sawa Erma yang menghilangkan hak-hak dasar umat dan sumber mata pencarian umat Allah di Selatan Papua," tegas Melvin F. Waine, selaku koordinator kelompok, "Satu Suara Kaum Awam Katolik Papua."

Sebagaimana diketahui bahwa pada tanggal 28 September 2020, telah dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak Keuskupan Agung Merauke dan PT Tunas Sawa Erma, anak perusahaan Korindo.

Secara garis besar MoU tersebut berisi kesepakatan para pihak terkait pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tunas Sawa Erma sebesar Rp 2,4 miliar kepada Keuskupan Agung Merauke, yang diberikan dalam tiga tahap selama tiga tahun.

Setiap tahap senilai Rp 800 juta. Dana tersebut diperuntukkan bagi pembangunan Seminari Menengah Pastor Bonus di Merauke. Selain itu, PT Tunas Sawa Erma juga memberikan dana operasional Seminari sebesar Rp 20 juta per bulan.

Tindak lanjut atas MoU tersebut, pada hari Senin, 5 Januari 2021, di Merauke dilaksanakan serah terima dana tahap pertama sebesar Rp 800 juta. Dana tersebut diserahkan oleh General Manager PT Tunas Sawa Erma, Jimmy Senduk dan diterima langsung oleh Uskup Keuskupan Agung Merauke, Mgr. P.C. Mandagi MSC didampingi Vikaris Jendral, Pastor Hendrikus Kariwop MSC, Direktur SKP Keuskupan Agung Merauke, Pastor Anselmus Amo MSC dan Rektor Seminari Pastor Bonus, Pastor Randy Putra Lau, Pr.

Sebagaimana dimuat pada berita penakatolik.com pada 5 Januari 2021, dengan judul, "Mgr. Mandagi terima sumbangan perusahaan, tapi minta perhatikan kelangsungan lingkungan," lengkap dengan foto, tampak raut wajah bahagia Mgr. Mandagi, para Pastor yang mendampinginya dan pimpinan perusahaan PT Tunas Sawa Erma.

Sebuah kebahagiaan semu lantaran seorang Gembala Agung, yang memimpin Keuskupan Agung, melakukan MoU dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit, yang telah menghancurkan puluhan ribu hektar hutan hujan alam di Jair, kabupaten Boven Digoel.

Sebagaimana dilansir penakatolik.com, Uskup Mandagi memberikan pesan kepada perusahaan itu, "Boleh berkarya, boleh ambil, tetapi harus memperhatikan kelangsungan lingkungan yang ada di sini demi anak cucu kita," tuturnya. Sebuah permintaan abdsurd yang tidak mungkin terwujud. Sebab, PT Tunas Sawa Erma mengonversi hutan hujan alam yang hetergoen dengan pohon kelapa sawit yang homogen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun