Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pasifika Nakun, Perempuan Papua yang Mendidik Generasinya di Pedalaman Asmat

16 Agustus 2019   09:47 Diperbarui: 17 Agustus 2019   10:44 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Pasifika Nakun. Dok. pribadi

Terkait keterlibatan pemerintahan kampung Manep dan Simini dalam penyelenggaraan pendidikan, ia mengapresiasi kedua kepala kampung karena selalu memberikan perhatian kepada SD Inpres Manepsimini. 

Buktinya pada saat dana desa cair, kedua kepala kampung menyerahkan dana untuk sekolah. "Kampung Manep, sebagai kampung induk kasih dana 50 juta per tahun (dua kali dana desa cair per tahun). Sedangkan kampung Simini, 30 juta per tahun," paparnya.

Pasifika menuturkan bahwa mendidik anak-anak Asmat tidak cukup hanya dengan kecerdasan intelektual (otak). Pihaknya, juga memberikan pendidikan nilai (kerohanian dan mental kebangsaan).

"Setiap hari Jumat dan Sabtu, saya arahkan anak-anak untuk ikut kegiatan rohani di gereja. Sedangkan setiap hari Senin, kami upacara bendera. Termasuk hari-hari besar seperti tanggal 2 Mei dan 17 Agustus, kami melaksanakan upacara bendera," kisah guru yang mulai bertugas di SD Inpres Manepsimini sejak tahun 2008 ini.

Untuk mendidik anak-anak Papua, khususnya di Asmat membutuhkan kerjasama semua pihak, baik masyarakat, tokoh adat, pemerintah, maupun Gereja. Guru-guru menjadi yang terdepan, sebab mereka berada di kampung-kampung terpencil. 

Tetapi, para guru membutuhkan dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan Gereja. Tanpa dukungan dari semua pihak tersebut, mustahil sekolah di kampung-kampung terpencil di Asmat akan berjalan sebagaimana mestinya.

"Saya merindukan perhatian semua pihak terhadap pendidikan bagi anak-anak Papua, terutama di Asmat. Sebab, melalui pendidikan berkualitas, masa depan Papua akan menjadi lebih baik. Karena itu, kita harus bersama-sama membangun pendidikan bagi orang Papua," harapnya.

Guru kelahiran Agats ini pun mengajak para guru di Papua supaya tidak segan-segan bergaul dengan masyarakat kampung. Sebab, melalui relasi dan pergaulan yang terbuka, para guru akan semakin mengenal dan memahami kondisi hidup masyarakat.

"Sebagai guru, pembawaan diri kita merupakan yang utama. Kita harus menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat kampung. Kalau guru-guru bisa membawa diri dengan baik di tengah masyarakat kampung, sekolah di kampung pasti hidup," tuturnya.

Sebagai perempuan Papua yang memilih profesi sebagai guru, Pasifika berharap ke depan, para guru orang asli Papua harus menunjukkan integritasnya dalam mendidik anak-anak Papua. Sebab, masa depan generasi Papua sangat tergantung pada para guru yang mendidik anak-anak Papua.

"Saya harap para guru senior dan rekan guru orang asli Papua bisa menunjukkan dedikasinya dalam mendidik anak-anak Papua. Kami guru-guru asli Papua harus menunjukkan bahwa kami bisa menjadi guru yang baik: rajin mengajar, jujur dan berintegritas. Karena itu, setiap guru orang asli Papua harus membenahi dirinya dan bersedia tinggal di kampung-kampung terpencil dan mendidik anak-anak Papua," paparnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun