Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Felix Karubaba Mendidik Anak-anak Asmat dengan Kasih

18 Mei 2019   22:34 Diperbarui: 20 Mei 2019   02:27 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Felix Karubaba sedang bicara pada saat pelatihan Kepala SD se-kabupaten Asmat, 7 September 2018. Dokpri.

Guru Felix dan penulis di ruang kerjanya. Dokpri.
Guru Felix dan penulis di ruang kerjanya. Dokpri.
SD YPPGI Agats memiliki 456 siwa terbagi dalam 15 rombongan belajar. Kelas 1A-D (4 rombongan belajar). Kelas 2A-C (3 rombongan belajar). Kelas 3A-B. Kelas 4A-B. Kelas 5A-B dan kelas 6A-B. Mengingat jumlah ruang kelas sampai saat ini masih tiga belas ruang sehingga sebagian siswa masuk pada siang hari.

Sebagian besar siswa SD YPPGI Agats adalah orang non-Papua.  "Di sekolah ini, banyak anak-anak pegawai. Mereka orang pendatang. Sedangkan anak-anak Papua, terutama yang dari Asmat sedikit. Meskipun anak-anak Asmat sedikit, kami memberikan perhatian serius kepada mereka," tutur Felix.

Ia menjelaskan dirinya bersama para guru memberikan perhatian khusus kepada anak-anak Asmat. "Untuk anak-anak Asmat, kami kasih perhatian khusus. 

Mereka datang pakai sandal saja, kami terima. Kami mendampingi mereka untuk bisa baca, tulis, berhitung. Kalau mereka tidak masuk sekolah, kami cari ke rumah," tutur guru yang mulai mengabdi di Asmat sejak tahun 2005 ini.

 Felix juga mengisahkan sewaktu dirinya masih menjadi guru kelas, ia selalu mencari anak-anak Asmat yang tidak masuk sekolah. Ia pergi ke rumah-rumah siswanya. Di sana, ia berjumpa dengan para orang tua siswa dan memberikan motivasi agar orang tua mendorong anak-anak supaya rajin ke sekolah.

"Kita harus memberikan pemahaman kepada para orang tua supaya mereka bisa memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Karena, biasanya mereka bawa anak-anak ke kampung. Alasannya, keluarga meninggal. Saat mau pulang, mereka alasan ombak dan lain-lain. Akibatnya, anak-anak tidak bisa sekolah dengan baik," tutur guru yang pernah bertugas di SD Inpres Magabak, kabupaten Mappi ini.

 Selain memperhatikan kehadiran siswa di sekolah, Felix juga menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Ia melarang keras anak-anak supaya tidak makan pinang dan isap rokok.

"Saya sudah tegaskan bahwa anak-anak tidak boleh makan pinang dan isap rokok. Tetapi, sekali lagi, semua kembali ke keluarga. Anak-anak di sekolah hanya sampai jam 12.00, selebihnya mereka tinggal dengan orang tua di rumah. Karena itu, orang tua harus memperhatikan anak-anak supaya tidak makan pinang dan merokok," tutur Felix.

 Berjuang Melawan Arus

Anak-anak SD YPPGI Agats sedang membaca di Perpustakaan. Dokpri.
Anak-anak SD YPPGI Agats sedang membaca di Perpustakaan. Dokpri.
Berbagai pembenahan yang dilakukan guru Felix telah mengubah wajah SD YPPGI Agats menjadi lebih cerah. Kini, anak-anak dapat mengakses pendidikan dasar lebih berkualitas ketimbang sebelumnya. Meskipun demikian, Felix harus menghadapi dan melewati tantangan dalam membenahi SD YPPGI Agats di masa depan.

"Saya harus loyal kepada Dinas Pendidikan karena saya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditempatkan di sekolah Yayasan. Tetapi, saya juga harus mengikuti amanat dari Yayasan. Saya tidak bisa membenahi sekolah ini, tanpa berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Yayasan," tutur Felix.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun