Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Narasai Pertanian Organik di Distrik Akat

26 Oktober 2018   14:17 Diperbarui: 27 Oktober 2018   11:57 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Kedutaan Australia dan BAPPENAS bersama Sekda Kabuapten Asmat, Bartolomeus Bokoropces sedang memanes sayur organik di Kampung Cumnew Distrik Akat, Sabtu, [22/9]. Dokumentasi Pribadi.

Bruder Eli berkisah bahwa sebelum dirinya berangkat ke Ayam, beberapa saudaranya merasa pesimis terhadap usaha pertanian organik di Distrik Akat. "Ada beberapa saudara saya merasa pesimis karena mereka pikir saya pernah kerja di daerah Mapurujaya dan hasilnya kurang memuaskan. Mereka bilang saya akan bikin habis waktu dengan pergi ke Asmat dan melatih orang peramu. Pada awalnya, saya sendiri kurang yakin, tetapi saya bertekad pergi ke Asmat."

"Waktu saya tiba di Ayam, saya membaca semangat para petani. Saya menemukan semangat orang-orang Asmat di Ayam untuk bertani sangat baik. Selain itu, saya melihat mereka pahat kayu (mengukir). 

Kayu keras mereka bisa pahat tanpa sketsa. Kita juga bisa lihat bahwa mereka bisa menanam umpak kayu besi ke dalam tanah. Artinya, mereka memiliki kemampun bekerja yang mengagumkan. Kalau Kalau kayu keras saja mereka bisa pahat dan umpak kayu besi yang berat saja mereka bisa tanam ke dalam tanah, apa lagi tanah lembek, saya yakin mereka pasti bisa menjadi petani," tutur Bruder Eli.

Berbekalkan alat pengukur pH tanah, ia mengukur tingkat keasaman tanah. Hasilnya, pH tanah di Ayam, tetapi harus ada intervensi berupa pemberian kapur, abu dapur dan pembuatan parit untuk mengalirkan air sehingga pH tanah bisa turun dan bisa ditanami berbagai jenis sayur.

"Saya melihat bahwa untuk melatih petani sayur di Asmat harus mengetahui dan menguasai teknik mulai dari menabur benih sampai panen. Hanya dengan penguasaan teknik, kita bisa latih para petani. Ketika teknik yang kita berikan menghasilkan sayur yang bagus, maka mereka akan percaya dan  kerja sesuai dengan teknik yang kita berikan," ujar Bruder Eli.

Ia menjelaskan bahwa tanah di kampung Cumnew-juga kampung lainnya-pada saat pertama kali dibuka, hasilnya pasti kurang bagus karena terlalu basah dan pH tanah masih cukup tinggi. 


Tetapi, pada saat tanam kedua dan ketiga hasilnya pasti bagus, karena tanah mulai kering dan pHnya sudah turun. Sedangkan tanam keempat harus ada intervensi lagi, yaitu pupuk kompos karena unsur hara tanah sudah berkurang. Karena itu, instalasi pupuk kompos sangat dibutuhkan di Ayam.

Berdasarkan pengalamannya bersama petani sayur di Ayam selama satu bulan, Bruder Eli mengatakan bahwa mendampingi orang Asmat perlu dilakukan dari jarak dekat. "Saya melihat bahwa kita tidak bisa menyuruh mereka bekerja sendiri. 

Kita harus turun dan terlibat kerja dengan mereka. Kita tidak bisa berdiri saja dan perintah mereka kerja. Ketika kita terlibat, mereka mendapatkan semangat yang memacu mereka untuk bekerja lebih semangat," jelas Bruder Eli.

Bruder Eli menambahkan ketika kita terlibat bersama masyarakat, maka mereka merasa bahwa kita menjadi bagian dalam hidup mereka. "Kita membagi teknik yang benar tentang pertanian organik ke mereka pada saat di lahan pertanian, bukan teori di kelas. 

Ketika teknik yang kita bagikan menghasilkan sayur yang bagus, maka mereka akan ingat dan pakai seumur hidup. Tetapi, kalau kita punya tangan tidak kotor  dan perintah mereka, maka mereka tidak akan mendengarkan kita," tambah Bruder Eli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun