Mohon tunggu...
Petra Carmelita
Petra Carmelita Mohon Tunggu... Lainnya - hi :D

🦕

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perkembangan Jurnalisme di Indonesia, dari Masa Penjajahan hingga Lahir Jurnalisme Online

3 Oktober 2021   18:10 Diperbarui: 3 Oktober 2021   18:18 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Pexels/Dominika Roseclay

Perjalanan jurnalisme dimulai dari masa penjajahan, pasca kemerdekaan, era liberal, Orde Baru, hingga masuknya internet semuanya memberikan dampak masing-masing bagi dunia jurnalistik Indonesia sekarang. 

Penjajahan Belanda dan Jepang

Jurnalistik di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda. Ditandai dengan penerbitan surat kabar Memories Nouvelles oleh Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterzoon Coen pada tahun 1615. 

Surat kabar ini merupakan surat kabar yang masih ditulis tangan, hingga pada tahun 1688 datang mesin cetak dari Belanda. Surat kabar cetak pertama berisi perjanjian antara Belanda dan Sultan Makassar pada masa itu.

Hingga pada tahun 1855 berbagai kalangan masyarakat mulai menerbitkan surat kabar versi mereka. Tidak hanya berbahasa Belanda, namun juga yang berbahasa Cina, Jawa, dan bahasa daerah lainnya bermunculan. 

Surat Kabar Bromartani. Sumber foto : Kompas.com
Surat Kabar Bromartani. Sumber foto : Kompas.com


Contohnya Bromartani, yaitu surat kabar mingguan yang dibiayai oleh orang-orang Belanda dan Cina untuk pribumi Jawa. Kemudian ada juga Bentang Soerabaja yang didirikan pada 1861 yang merupakan surat kabar berbahasa Melayu di Surabaya. 

Berlanjut pada masa pendudukan Jepang, keberadaan surat kabar dikontrol secara ketat dan harus sesuai dengan keinginan Jepang. Hal ini menyebabkan perkembangan jurnalistik Indonesia pada era ini mengalami kemunduran. 

Pasca Kemerdekaan

Sumber foto : Sejarahlengkap.com
Sumber foto : Sejarahlengkap.com

Surat kabar pada masa perjuangan digunakan sebagai sarana mengobarkan api semangat melawan penjajah. Namun setelah kemerdekaan Indonesia diakui, surat kabar malah menjadi sarana para politisi dalam memperebutkan kekuasaan di pemerintahan Indonesia yang baru. 

Periode Liberal 

Kebebasan pers dan jurnalistik di Indonesia sehingga disebut sebagai masa demokrasi liberal. Setiap orang berhak menerbitkan surat kabar dan menyampaikan gagasannya secara bebas. Namun kebebasan ini malah membawa masalah.

Media berita tidak lagi mementingkan mutu isi berita dan hanya tentang siapa yang paling banyak memproduksi tulisan. Maraknya konten pornografi yang tersebar luas menambah masalah dunia jurnalisme era ini. 

Orde Baru

Diterbitkannya Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) sebagai cara untuk membatasi kebebasan pers. Namun pada tahun 1971, koran partisan Suara Karya terbit.

Pada terbitan pertama mereka, berisi jawaban-jawaban Presiden Soeharto mengenai Supersemar dan bagaimana dukungan mereka kepada Presiden Soeharto dalam pembaruan masyarakat pasca Orde Lama.Orde baru berniat untuk menggulingkan Orde lama, namun malah menggunakan cara yang identik dengan Orde Lama dengan koran sejenis ini. Ironis. 

Masuknya Internet

Berawal pada tahun 1994, Indonet yang merupakan jasa layanan internet komersil pertama di Indonesia didirikan. Internet masuk ke Indonesia dan digunakan untuk kepentingan komersial pada tahun 1995. 

Sumber foto : Pexels/Matheus Bertelli
Sumber foto : Pexels/Matheus Bertelli

Berdasarkan laporan Onno W. Purbo dkk. dengan judul "Computer Networking in Indonesia : Current Status and Recommendations for its Developments", terhitung ada 20 ribu pengguna internet di Indonesia pada tahun 1995 dan kurang dari setengah menggunakannya untuk kepentingan komersial. 

Dengan bantuan internet, jurnalisme di Indonesia semakin berkembang dengan luas. Pemberitaan dapat didistribusikan dan dikonsumsi masyarakat dari Sabang hingga Merauke dengan cepat. 

Jurnalisme Online

Media online muncul saat Orde Baru dengan Republika Online sebagai perintisnya, dan disusul oleh Kompas.com. Disini, kedua media masih sekedar memindahkan isi berita cetak ke dalam bentuk online. 

Barulah pada tahun 1996 muncul Tempointeraktif.com (sekarang Tempo.co) yang tidak hanya sebagai versi online dari majalah Tempo. Disusul oleh Detik.com pada 1998 yang muncul sebagai perintis jurnalisme online menggunakan konsep updating. Konsep ini menjadi acuan media-media lainnya seperti Okezone, Viva.co.id, dan banyak lagi. 

Sumber foto : Pexels/Kaboompics.com
Sumber foto : Pexels/Kaboompics.com

Masuk tahun 2000 an, Kompasiana.com muncul dengan konsep User Generated Content. Merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada berbagai bentuk konten seperti tulisan, foto, video, review, dan sebagainya yang dibuat oleh seseorang seperti konsumen, pelanggan, atau bahkan followers. 

2010-2016 news agregator moderen seperti YahooNews, UC News, Baca Berita (BaBe), Line Today meramaikan industri media Indonesia. Ditambah dengan kehadiran media online berjaringan seperti Kapanlagi.com dan Merdeka.com.

Sekitar tahun-tahun ini, Vice, Tirto.id, Rappler, dan The Conversation juga muncul dengan mengusung konsep liputan indepth, analisis, dan konvergensi. 

Tahun 2016 hingga 2019, media yang tidak berbasis web portal muncul. Contohnya adalah TheDodo, NowThis, Opini.id yang mempublikasikan kontennya melalui media sosial dan konsep ini dikenal dengan homeless media. 

Jurnalisme Multimedia

Jurnalisme multimedia adalah jurnalisme yang tidak hanya memindahkan isi berita media cetak ke online, namun juga menyertakan elemen-elemen seperti foto, video, audio, gambar, dan sebagainya.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang perbedaan Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia, baca disini.

Sudah banyak media Indonesia yang menerapkan jurnalisme multimedia, salah satunya yang terkemuka adalah detik.com. Detik.com merupakan salah satu dari banyaknya media di Indonesia yang tidak hanya online, namun juga multimedia. 

Sumber foto : detik.com
Sumber foto : detik.com

Dapat dilihat pada tulisan-tulisan yang dipublikasikan, tidak hanya berbentuk teks saja namun juga disertai dengan gambar, video, ilustrasi menarik yang selain menambah informasi, juga berfungsi agar para pembaca tidak bosan jika hanya tulisan saja.  

Nah, itu dia penjelasan mengenai perkembangan jurnalisme di Indonesia, dari jaman penjajahan hingga lahirnya jurnalisme online dan akhirnya multimedia, semoga bermanfaat! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun