Mengapa ospek perploncoan harus dihapuskan?
Memasuki tahun ajaran baru 2015/2016 pasti mendapati dimana masa ospek akan berlangsung … Bulan ini adalah saat di mana para mahasiswa baru di banyak kampus mulai merinding hebat: Ospek sudah dekat, GAWAT. Dimana masa yang paling ditakuti banyak mahasiswa baru akan hukuman dari senior yang tak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) memang identik dengan perploncoan, padahal tidak selalu demikian halnya. Apapun, telah banyak kritik dan penentangan dari masyarakat. Ada banyak yang mengajukan argumen tentang mengapa ospek perploncoan harus dihapuskan. Nah, tulisan saya berikut adalah tentang mengapa ospek perploncoan masih terus lestari hingga sekarang dan juga tentang pemikiran saya mengapa pengondisian keras masih dibutuhkan.
Bagi Anda yang sudah berkutat lama dengan issue ospek dan pengkaderan massal mahasiswa baru, mustinya pertanyaan berikut sudah tak asing:
Mengapa sih ospek perploncoan susah dihapuskan? Apa yang membuat aktivitas ini begitu berharga sehingga segala upaya yang dilakukan pihak rektorat untuk menghapusnya seringkali berakhir dengan keberatan luar biasa dan kegagalan?
Sesuai dengan namanya, apakah tujuan awal dari Ospek adalah untuk membantu mahasiswa baru mengenal program studi dan kampusnya? Iya, memang. Tapi bukan itu yang jadi pertimbangan kenapa perploncoan menjadi bagian lekat darinya. Tidak mungkin perploncoan bisa menjadi budaya bila bukan karena kemanfaatan positif yang bisa dihasilkan darinya. Dari melihat dari manfaat OSPEK apa tujuannya? Bukankah untuk ?
- Pemberian Tugas beberapa hari sebelum PPSMB dimulai
Hal itu dilakukan dikarenakan agar saat sudah masuk kuliah nanti para mahasiswa sudah siap dengan seluruh kegiatan pembelajaran yang ada. Para MABA yang dilanda rasa malas akibat liburan yang sangat panjang, harus dikembalikan lagi gairahnya untuk belajar dan mengerjakan tugas. Oleh karena itu para panitia PPSMB memberi tugas yang sangat banyak guna mengembalikan lagi semangat umtuk mengerjakan tugas dan belajar
- Mencari Teman Baru
Dalam ospek bisa juga digunakan sebagai ajang mencari teman baru apalagi mahasiswa yang berasal dari luar kota yang hanya memiliki sedikit teman atau bahkan tidak ada teman di kota tempat dia kuliah. Mungkin ada beberapa mahasiswa yang akan mendapatkan cinta lokasi saat ospek berlangsung. Mencari teman sebanyak-banyaknya sangatlah penting saat berkuliah karena akan bisa membantu dan menemani kita dan mungkin akan menemukan the true bestfriend yang akan menemanimu di saat suka maupun duka dan juga banyak teman bisa menambah channel di kedepannya.
- Kegiatan yang bermanfaat
Banyak kegiatan yang akan berguna bagi kita. Seperti kita disuruh datang jam 7 pagi, kita dilatih agar hidup disiplin dan tepat waktu. Selama liburan pasti jam tidur kita seenaknya dan sering bangun siang. Dinamika saat ospek yang sangat menguras tenaga, hal ini sangat bermanfaat karena besok kelak akan banyak tugas yang akan diberikan saat kuliah dan sangat menguras tenaga. Kegiatan kerja kelompok juga sangat berguna bagi kedepannya karena kelak kita akan bekerja secara kelompok baik dalam mengerjakan tugas,belajar, ataupun berorganisasi.
- Mengenal Kampus
Dengan ini tidak harus dengan perploncoan yang menyuruh yunior dengan semau saja.. banyak dikampus yang menmpunyai argumen “senior selalu benar” baik dengan melihat argument itu pasti tak harus dengan perploncoan kan… apalagi dengan perploncoan fisik.. dengan tujuan di atas masih banyak cara yang lain… tak harus dengan fisik,salah satunya dengan cara yang lebih efektif yang saya temukan di dunia maya yaitu dengan cara
- Libatkan Para Siswa sebagai Pencipta Kegiatan- Siswa, sebagai individu unik yang beragam latar belakangnya, hendaknya diminta ikut serta dalam merancang kegiatan apa yang mereka inginkan. Tiap kelas bisa saja berbeda dalam menentukan kegiatan selama masa orientasi "model baru" ini. Dengan melibatkan mereka saja, faktor kebersamaan dan rasa memiliki dari kegiatan edukasi itu sudah menjadi bagian yang terintegrasi otomatis. Hal ini adalah metode memberi jalan untuk membuka inspirasi siswa.
- Buat Kegiatan yang Kompetitif- Kompetisi otomatis muncul bila pihak sekolah menetapkan hanya siswa/kelas tertentu yang akan jadi pemenang. Secara praktis bisa berbasis poin/nilai, badge/predikat atau batasan waktu. Dengan adanya unsur kompetisi, para siswa akan lebih berorientasi bermain dan pada aspek tertentu kompetisi ini akan mendorong kolaborasi. Untuk kasus kegiatan sekolah tentu ini adalah hal positif di mana kita berusaha membuat semua siswa berpartisipasi. Dipadukan dengan kegiatan yang sudah terarah untuk edukasi, siswa tidak merasa bahwa kegiatan itu adalah proses belajar yang membosankan.
- Gunakan Papan Nilai- Setiap individu cenderung menginginkan penghargaan dan bila namanya tertera di papan pengumuman maka rasa bangga akan menjadi pendorong yang kuat. Bahkan pihak yang kalah pun bisa ditantang lagi untuk bisa mengejar ketertinggalan mereka. Papan Nilai yang selalu bisa diakses siswa akan memberikan proses tersebut. Apa manfaat papan nilai? Memberikan penjelasan akan posisi dan pencapaian mereka terhadap siswa/kelas lain. Metode ini sudah umum digunakan di berbagai pertandingan bukan? Lalu kenapa kita tidak manfaatkan saja? Selain skor nilai, pencantuman predikat tertentu pun akan menimbulkan efek yang bagus. Misalnya: kelas terkompak, kelas tercepat, kelas paling kreatif, paling rajin, paling kreatif. Silahkan tambah sendiri pencapaian apa yang anda harapkan dari siswa anda. Bila nama siswa/kelas terpampang dan bisa dilihat/diakses semua orang, menurut anda apa akibatnya? Mereka akan mengingat peristiwa ini dengan sangat baik bukan? Dibanding trauma perploncoan bagaimana?
- Gunakan Teknologi- Hei.. siswa sekarang sudah biasa pakai Facebook dan Twitter, belum lagi Instagram dan Path. Lalu kenapa tidak digunakan saja untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka melakukan kegiatan yang positif. Bayangkan kalau sekolah anda berlomba membersihkan sampah di sekolah dan sekitarnya. Lalu mereka berlomba-lomba mencari dukungan dari netizen di dunia maya. Selain ekspos positif dari publik, menurut anda bagaimana masyarakat memandang kegiatan seperti ini? Selain ke publik, tentu jangan lupa orang tua siswa juga perlu tahu kalau anaknya melakukan kegiatan positif secara massal... wow efeknya.
- Biarkan Mereka Bermain & Menikmatinya- Sebagai pendidik, sekolah dan para guru hanya perlu menjaga agar kegiatan ini berlangsung dengan baik dan aman. Kita tidak perlu mengatur terlalu banyak. Biarkan mereka bereksplorasi bahkan menghadapi kegagalan dalam melaksanakan kegiatannya. Jangan dimarahi atau ditegur. Malah ajak lagi untuk mencoba dan mengulangi. Bukankah hidup seperti itu? Bagaimana menurut anda bila siswa diberi peluang kedua kali untuk memperbaiki kesalahannya? Menurut anda apa yang akan terjadi? Manusia yang takut kesalahan atau manusia yang berani bangkit? Berani mengambil resiko?Mengapa bisa? Karena mereka bermain dan menikmatinya juga.
Ada alasan kenapa pemain game bisa bermain berjam-jam tapi ketika disuruh belajar akan cepat merasa jenuh. Apakah itu? Hormon tertentu yang muncul ketika aktivitas game dilakukan. Jadi hormon itulah yang kita munculkan ketika siswa melakukan kegiatan yang mengandung gamifikasi.