Mohon tunggu...
PPK ORMAWA HIMA FEB UMY
PPK ORMAWA HIMA FEB UMY Mohon Tunggu... Organisasi Mahasiswa

Program Penguatan Kapasistas Organisasi Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Titik Awal Revolusi Wirausaha Lokal: Omah Kelapa Gerakkan Margokaton Menuju Desa Preneur 2028

5 Oktober 2025   20:22 Diperbarui: 5 Oktober 2025   20:46 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim PPK Ormawa sedang mengolah VCO ( Sumber Dokumentasi : Tim PPKO)

Margokaton, Sleman -- Rumah produksi Omah Kelapa di Desa Sonoharjo, Margokaton, Seyegan, kembali menghadirkan inovasi dalam pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi sirkular. Melalui program PPKO dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat Prasejahtera dan UMKM Desa Margokaton Berbasis Ekonomi Sirkular untuk Mewujudkan Margokaton Preneur 2028", Omah Kelapa sukses menggelar trial perdana pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) langsung dari daging kelapa.

Kegiatan ini menghadirkan ahli dari Mitra Browco Indonesia, Dini Melindawati, yang membimbing para peserta memahami proses pembuatan VCO secara menyeluruh. Program ini diikuti oleh 8 peserta, terdiri dari fresh graduate dan masyarakat prasejahtera, yang dibagi ke dalam 4 kelompok praktik untuk memberikan pengalaman langsung dalam setiap tahap pengolahan.

Dalam trial pertama, peserta mengolah sekitar 40 butir kelapa dengan metode cold pressed, yakni fermentasi alami tanpa pemanasan tinggi. Hasilnya menghasilkan tiga lapisan utama yaitu minyak murni, blondo, dan air yang dimanfaatkan sepenuhnya tanpa limbah. Blondo digunakan sebagai bahan olahan pangan, sementara air kelapa tua dimanfaatkan sebagai bahan dasar POC (Pupuk Organik Cair), memperkuat penerapan ekonomi sirkular dalam sistem produksi.

Tak hanya berhenti di pengolahan minyak, Omah Kelapa juga menggandeng Plandis Craft, kelompok masyarakat lokal yang memanfaatkan sabut dan batok kelapa menjadi produk kerajinan bernilai jual, seperti pot bunga, hiasan rumah, dan suvenir ramah lingkungan. Kolaborasi ini memastikan seluruh bagian kelapa dimanfaatkan, menciptakan zero waste ecosystem di tingkat desa.

Tim PPK Ormawa sedang mengolah bahan VCO ( Sumber Dokumentasi : Tim PPKO)
Tim PPK Ormawa sedang mengolah bahan VCO ( Sumber Dokumentasi : Tim PPKO)

"Antusiasme masyarakat sungguh luar biasa. Mereka tidak hanya belajar membuat VCO, tapi juga memahami bagaimana setiap bagian kelapa bisa menghasilkan nilai ekonomi baru. Inilah praktik nyata ekonomi sirkular yang tumbuh dari desa," ujar Eghia Alya Alifia Soufani, penanggung jawab program kerja Omah Kelapa.

Eghia menambahkan bahwa program ini akan dipantau intensif selama beberapa minggu ke depan, guna memastikan peserta benar-benar menguasai teknik pembuatan VCO dan siap mengembangkan usaha berkelanjutan.

Sementara itu, Dini Melindawati menyampaikan apresiasinya. "Saya bangga dengan langkah Omah Kelapa. Program ini bukan hanya pelatihan membuat minyak, tetapi juga pelajaran berharga tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal tanpa sisa dari daging kelapa hingga sabut dan air kelapanya," ujarnya.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi berkelanjutan, Omah Kelapa dan masyarakat Margokaton membuktikan bahwa ekonomi sirkular dapat menjadi fondasi kemandirian desa. Dari satu kelapa, lahir pengetahuan, keterampilan, dan peluang menuju Margokaton Preneur 2028 desa mandiri yang berdaya dan berkelanjutan dari alamnya sendiri.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun