Mohon tunggu...
Muhamad Adib
Muhamad Adib Mohon Tunggu... Buruh - Wong Alas

Jadikan masyarakat desa hutan,nafas Pembangunan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Perempuan yang Tidak Sekolah

2 Januari 2021   14:58 Diperbarui: 2 Januari 2021   15:12 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi harinya, saya menemui kepala sekolah dan memohon agar anak perempuan itu bisa kembali ke Sekolah. Alhamdulillah, Kepala Sekolah berkenan bahkan beliau langsung datang ke rumah si anak perempuan dan berbicara langsung kepada si anak dan orang tuanya agar si anak perempuan itu kembali sekolah.

Siang hari, saya menemui Pejabat Pemerintahan di desa dan memperoleh jawaban bahwa masalah itu sudah di selesaikan secara kekeluargaan. Musyawarah mufakat. Dan saya di minta untuk tidak membuka kembali masalah yang sudah di tutup dan di selesaikan dengan sangat baik.

Keperihatinan dan keinginan  untuk bisa ikut membantu membayar hutang orang tua si anak perempuan itu syukur-syukur bisa membantu memperbaiki rumahnya agar menjadi layak huni, memerintahkan jari jemari saya menulis dan berkabar lewat SMS kepada beberapa orang sahabat.

Tidak pakai lama, HP saya bergetar. Seorang sahabat yang belum lama saya kenal (Sepertinya sekarang beliau sudah tidak kenal saya lagi), saat itu anggota DPR RI inisialnya Sadar Subagyo. Beliau bertanya tentang si anak perempuan itu dan kondisi keluarganya. Selain, memberikan saran, beliau membantu orang tua si anak perempuan uang tunai sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). Saya menerima uangnya di Kota dari sahabat pak Sadar S yang juga anggota DPRD Kabupaten dengan inisial Budiono.

Bergegas saya langsung tancap gas motor menemui Bapak si anak perempuan itu dan menyerahkan langsung yang di terima dengan tangisan bahagia. Tak lupa saya memberikan saran agar uang itu di prioritaskan untuk melunasi pinjaman "uang perdamaian"

Baru saja keluar dari rumah si anak perempuan itu, HP saya kembali bergetar. Yang telpon ternyata pucuk pimpinan kepolisin tertinggi di Kabupaten. Kapolres telpon saya menanyakan masalahnya dan berjanji akan menyelesaikan dengan baik-baik. Kapolres juga meminta agar masalah ini tidak terekspose di media massa. Satu jam kemudian utusan Kapolres datang menemui saya. Kita sepakat untuk menyelesaikan masalah ini tanpa menimbulkan masalah baru.

Pertolongan Tuhan, ternyata datang begitu cepat. Seminggu kemudian perempuan-perempuan baik dari Kantor Pusat BRI (Bunda Lisco dan Mbakyu Nunung) berkenan datang ke rumah Bapak si anak perempuan itu dan membantu "Bedah Rumah" hingga menjadi rumah layak huni....

Tujuh tahun sudah berlalu dan saya belum sempat bertemu lagi dengan si anak perempuan itu. Juga bapak ibunya. Jika si anak perempuan itu melanjutkan sekolahnya, seharusnya sudah kelas satu SMA. Sayangnya, yang saya tahu pasti, si anak perempuan itu sekarang tidak sekolah.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun