"Untuk apa orang tau apa penderitaan kita ? Bukankah nanti hanya memunculkan hinaan saja. Lebih baik, hanya tahu pada keberhasilan saja. Biar cerita yang menampung tiap keluhan. Ketika gagal, simpan saja. Ia bisa jadi pupuk untuk keberhasilan," kata Jarwo sambil melipat kertas harapannya.
Waktu terus berjalan, ayam dan bebek sudah terbeli. Mereka berkembang, meski kadang ada yang mati. Tapi, binatang itu bisa tumbuh dengan cepat.
"Mereka butuh banyak asupan makan. Jadi, aku bisa kelelahan mencarikan makan dan menulis sering terlupa," keluh Jarwo.
***
Tiba pada malam kembali, Jarwo menyusuri jalanan. Membawa banyak kebingungan. Langkah seperti apa lagi, setelah ayam dan bebeknya habis. Habis tanpa sisa karena dijual. Utang keluarga membuat Jarwo kehilangan usahanya.
"Tidak apa, uangku juga uang keluargaku juga. Semoga perasaanku membaik dan bisa memulai usaha lagi,"
"Aku izinkan diriku malam ini merasa tidak jelas. Mungkin membeli kuota data bisa menolong," ujar Jarwo pada Handoko.
"Kamu hebat, Jar. Orangtuamu pasti bangga memiliki anak seperti dirimu," ujar Handoko.
Dalam hati, Jarwo berujar bahwa sahabatnya tak pernah tahu, bagaimana kekerasan menemani Jarwo tiap hari. Itu membentuknya.
Godean, 07 April 2023