Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yanti Kembali Menggigit Kuku

31 Januari 2023   13:01 Diperbarui: 31 Januari 2023   13:09 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kerap kali Yanti tersipu malu mendengar pujian itu. Tak jarang ada teman lain iri karena ia disukai lelaki pujaan banyak orang. Setelah mulai kuliah, Yanti sering mengingat kembali masa cinta monyet itu. Bukan sebagai sebuah candaan, tapi sebagai harapan. Ia sangat merindukan diperlakukan dengan manis melalui kata-kata.

Akhirnya, dengan sekuat tenangan, Yanti berusaha jatuh hati pada Beno. Mahasiswa calon guru dengan puisi jiplakan. Yanti tahu, tak ada yang asli. Setidaknya, ia mendapatkan perlakuan dengan kata-kata.

"Menurutmu, kenapa orang bisa bahagia dengan kata ? Bukankah tidak semua perkataan bisa membuat orang kenyang?" 

"Dari kata itu bisa menjelma harapan. Tidak semua bisa menumbuhkan harapan." jawab Yanti dengan kebiasaan sama, menggigit kukunya.

***

Setelah selesai makan, Ani bersiap untuk mengantarkan bunga bersama Ibunya. Sebelum pulang sekolah, ada kawan menghinanya. Awalnya hanya satu orang. Tapi, terus saja bertambah. Semua itu ditujukan pada Ibunya, Yanti.

"Bu, aku boleh tanya sesuatu tidak ?" 

"Tanya apa sayang ?" 

Ani terdiam. Tatapannya tertuju pada Ibunya. Barusan, Yanti kembali menggigit kuku. Semua bunga sudah siap dikirimkan. Yanti menjadi penjual bunga. Bisa menerima banyak pesanan dari pernikahan sampai kematian. Bunga itu bersama dalam setiap tahap hidup manusia, begitu jawaban Yanti ketika ditanya.

"Ibu. Kenapa Ibu senang menggigit kuku ?" 

"Tadi, aku diejek teman-teman. Katanya, Ibuku sering menggigit kuku."

Yanti terdiam. Tak mengira, Ani memperhatikan kebiasaan itu. Memang, tidak ada yang tahu. 

Godean, 31 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun