Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anugerah

18 Desember 2022   13:30 Diperbarui: 18 Desember 2022   13:50 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anugerah

Cerpen  Yudha Adi Putra

"Kita ke dukun saja. Anak itu jangan sampai lahir," kata Pak Ari dengan suara parau. Ia takut istrinya tak kuat mengandung anak itu. Usianya memang hampir setengah abad. Jadi kalau melahirkan anak lagi pasti berisiko.

Pak Ari memang baru saja merestui anaknya yang kedua untuk menikah. Ketika itu, Ibu Erni, istrinya mengandung anak keempat. Kondisi ekonomi mereka tergolong kurang mampu, kadang malah berkekurangan. Pak Ari seorang petani dan Bu Erni membantu pemasukan rumah tangga dengan menjahit.

"Aku tidak mau, Pak. Dia juga berkat dari Tuhan. Ada rencana indah mungkin. Anak dalam kandungan ini bisa mewarnai hari tua kita," jawab Bu Erni pada keputusan suaminya.

***

Sore itu, anak dalam kandungan Bu Erni lahir. Bidan menemani persalinan dan perjuangan melahirkan anak itu bukan main-main.

"Ibu, pelan-pelan. Tarik nafas dalam-dalam terus hembuskan. Bisa yuk, bisa," kata Bu Bidan memberi aba-aba saat proses kelahiran.

"Bu, saya tidak tahan lagi. Apakah sudah berhasil?"

Tak disangka, Bu Erni mengalami pendarahan hebat. Tapi, anak dalam kandungannya berhasil lahir dengan selamat. Perjuangan melahirkan anak dengan disabilitas itu adalah nyawa Ibunya. 

Anak itu diberi nama Anugerah, seperti pesan dari Bu Erni. Pak Ari awalnya menolak, tapi tak kuasa karena menjadi permintaan terakhir istrinya. Anugerah tumbuh tanpa Ibu, ia menjadi alasan Pak Ari menjual banyak barang miliknya. Tentu itu semua dipakai untuk pengobatan Anugerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun