Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Era Digital

19 Juli 2022   00:38 Diperbarui: 19 Juli 2022   00:49 2500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau kita kritis, kita akan mudah maklum dengan banyak hal. Ada rasa yang berbeda. Gampang untuk mengolah diri dan informasi. Karena kita kritis di era digital, kita tidak mudah bingung dengan banyaknya informasi yang beredar. Ada informasi diterima, kita akan dengan kritis merespon. Ini dari mana sumbernya ? Kapan ? Untuk siapa ?"

Aku bersemangat mendengarkan penjelasan Mbak Flory. Entah kenapa, aku mulai jatuh hati dengannya. Apalagi, dia senang dengan anak-anak. Rasanya nyaman ketika melihat dia mengajar. Waktu Mbak Flory KKN, ada banyak kisah yang diceritakan padaku. Kisah yang berkesan adalah ketika ada anak yang berhenti sekolah karena tidak memiliki perangkat untuk sekolah di era digital.

***

Kadangkala ibu mengirimkan informasi lewat percakapan di media sosial. Tapi hanya potongan video dan gambar saja. Begitulah komunikasi era digital sekarang. Pendidikan seperti visual saja, pengalaman akan jumpa nyata menjadi sangat langka. Berapa banyak kehilangan momen menatap antara mata dengan mata, ketika asyik dengan layar.

            "Yoel, nanti ibu pulang terlambat ya. Kamu tolong beli makan untuk kita," pesan ibu masuk ke ponselku.

Untuk selanjutnya, aku tidak membalas. Aku bergegas menuju tempat yang berjualan makanan. Membeli beberapa makanan favorit kesukaan keluargaku. Sebelum melangkah keluar rumah, bapakku berkata.

            "Kenapa tidak pesan saja, nantikan bisa diantarkan. Sekarang ada promo sate kambing. Kamu belum cek ya,"

Bapak ada benarnya juga. Sekarang sudah era digital. Semua bisa dilakukan dengan bantuan teknologi, bahkan memesan makanan. Asyiknya lagi, bapak bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Seperti yang aku lihat sore itu. Laptopnya menyala rapat gereja. Ponselnya ada pertemuan daring persiapan reuni sekolah. Era digital hadir dengan mempermudah perjumpaan.

***

Seminggu sudah aku mengikuti seminar daring. Tentang apa saja, dari ekonomi hingga isu mengenai alam. Semua dialog terjadi. Perjumpaan di era digital terjadi dalam nuasa visual. Ibuku dalam kekesalannya karena mahasiswanya tidak mau membuka kamera ketika mengajar. Mulai mengungkapkan kesan.

"Teman-teman, percayalah. Tidak ada yang dapat menggantikan perjumpaan langsung secara fisik. Perjumpaan dimana mata bertatap dengan mata. Meski perkembangan teknologi semakin menolong kita untuk mempermudah. Tapi, kalian sebagai mahasiswa harus bertanggung jawab dengan diri sendiri. Persiapan untuk menjadi bekal kalian nanti," ibu menasehati mahasiswanya dalam kelas sore ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun