Karena Diam-diam, Itu Jadi Pelarian dari Tekanan
Banyak orang tidak menyadari, bahwa pornografi sering dijadikan pelarian dari kesepian, stres, atau luka batin. Ia hadir sebagai "hiburan murah" yang bisa diakses kapan saja, namun dampaknya sangat mahal: rusaknya hubungan, nilai diri, bahkan iman.
Karena Budaya Diam dan Malu
Banyak anak muda yang ingin keluar, tapi takut dihakimi, takut dibilang najis, dan akhirnya lebih memilih menyimpan pergumulan ini sendirian---hingga akhirnya semakin dalam.
Bagaimana Kondisinya di Medan?
Berdasarkan data dari Kemenkominfo dan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), akses terhadap situs dewasa di Indonesia sangat tinggi, dan Sumatera Utara masuk 10 besar provinsi dengan pengguna tertinggi.
Dalam laporan internal (2023), Medan menempati urutan ke-6 kota dengan frekuensi akses konten pornografi terbanyak oleh remaja dan dewasa muda.
 Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan akses internet, kurangnya edukasi seksual sehat, dan minimnya sistem pendampingan spiritual atau psikologis.
Lalu Apa Solusinya? Apakah Harus Diam?
Tidak. Justru diam adalah jebakan berikutnya.
Pertama, kita perlu memahami: kecanduan ini nyata, tapi bukan akhir dari segalanya.