Â
Dalam menjalani hidup ini, kita sering diperhadapkan pada pertanyaan: apakah kita sebaiknya berlari atau berjalan? Pada kenyataannya, kebanyakan orang memilih untuk berlari.Â
Mereka mengejar mimpi, target, status, dan pencapaian hidup seolah-olah waktu tidak akan pernah cukup. Hidup dijalani dengan tergesa-gesa, penuh ambisi, dan serba cepat.Â
Namun tanpa disadari, langkah yang terlalu cepat justru membuat banyak orang tersandung, kelelahan, dan pada akhirnya kehilangan semangat.
Berlari dalam hidup seringkali dianggap sebagai pilihan ideal. Dunia saat ini memuji kecepatan: siapa yang cepat, dia yang menang. Siapa yang sukses di usia muda, dia yang dielu-elukan.Â
Padahal tidak semua proses hidup bisa dipercepat. Ada hal-hal yang membutuhkan waktu, pengolahan, dan kedewasaan untuk bisa benar-benar matang.Â
Kita bukan mesin yang bisa terus dipacu tanpa batas. Kita manusia yang punya perasaan, kelemahan, dan kebutuhan untuk beristirahat dan merenung.
Sebaliknya, berjalan bukan berarti lambat atau ketinggalan. Berjalan bisa menjadi simbol dari kesabaran, ketekunan, dan kepekaan terhadap proses.Â
Saat kita berjalan, kita bisa melihat sekeliling, menikmati perjalanan, belajar dari setiap langkah, dan menghargai setiap pencapaian kecil yang kita raih.Â
Berjalan memungkinkan kita untuk memahami arah, menyesuaikan irama hidup, dan memberi ruang bagi pertumbuhan batin.
Orang yang berjalan tidak berarti tidak memiliki tujuan. Mereka tetap punya mimpi dan cita-cita. Namun mereka memilih untuk menapaki hidup dengan tenang, tidak tergesa-gesa, dan tidak mudah putus asa ketika hasil tak langsung terlihat.Â