Mohon tunggu...
Wiyamara Man
Wiyamara Man Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pecinta dan penikmat hidup sederhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Merindukan Lebaran Tahun 1980-an

17 Agustus 2012   13:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:37 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun 1980-an, lebaran sangat terasa indah sekali bagi semua orang. Bukan hanya kaum muslim yang merasakannya, namun juga bagi kaum dari agama lain. Hari raya lebaran adalah berkah bagi semua umat karena suasana begitu penuh kekeluargaan. Di tahun itu, gotong royong sangat kental sekali dan kerja bhakti menjadi kebiasaan yang sangat dinanti bagi setiap warga. Ada kerinduan untuk kembali ke masa itu, maka kerinduan itu saya tulis disini.

Sehari sebelum menjelang lebaran, malam setelah sholat ied di mesjid, para tetangga muslim saling berbagi mendatangi rumah-rumah tetangga yang berlainan agama dengan mereka. Saat pintu dibukakan, ada senyum bahagia sambil membawa sepiring makanan opor ayam atau senampan makanan lengkap dengan menu-menu lebaran. Mereka begitu bahagia bisa berbagi, tentu saja para tetangga yang didatangi pun sangat bahagia mendapatkan makanan lebaran dari tetangganya sendiri.

Para tetangga non Muslim pun tak ingin kalah dalam menyambut hari kemenangan itu. Saat hari Lebaran tiba, pagi-pagi biasanya mereka sudah menyiapkan diri dengan baju rapi untuk mendatangi para tetangganya kaum Muslim yang sedang merayakan hari bahagia itu. Mereka saling bersalam-salaman, berpelukan dan berbagi kebahagiaan dengan kue ala kadarnya yang dimiliki oleh pemilik rumah yang didatangi. Tidak ada prasangka dan penilaian disana, yang ada hanya sukacita dan bahagia dalam kebersamaan yang sangat indah.

Bagi anak-anak di tahun itu, lebaran adalah suatu berkah mendapatkan makanan dari sana sini. Dimana-mana ada makanan, tanpa harus malu dengan perbedaan agama yang kita anut. Bahkan teman-teman bermain yang muslim pun tidak lupa pada temannya yang beragama lain. Mereka biasanya mengajak teman-teman mereka datang dan makan bersama di rumahnya. Dulu, di tahun 1980-an, agama bukanlah masalah seperti saat ini. Agama adalah suatu pilihan bagi setiap keluarga, dan di masa itu, setiap keluarga sangat menghargai dan menghormati para tetangganya sebagai keluarga di masyarakat RT/RW nya.

Jadi apapun agamamu, darimana pun sukumu, siapapun kamu, tidak menjadi masalah bagi mereka untuk berbagi bahagia di hari lebaran. Lebaran di masa itu bukan milik golongan satu agama saja, lebaran adalah milik masyarakat Indonesia. Disana, kita temukan kebahagiaan lebaran sebagai satu keluarga Indonesia yang berbhinneka tunggal ika. Semoga saat ini pun masih banyak masyarakat Indonesia yang bisa berbagi kebahagiaan tanpa harus takut dan malu, sebab lebaran adalah milik kita semua sebagai umat yang beriman kepada Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun