Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Parade Buku “Antik” Para Capres

5 Mei 2014   15:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:51 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jokowi (bukan) Untuk Presiden”, demikian judul buku tentang Capres PDI P, Joko Widodo yang berasal dari rangkuman tulisan di Kompasiana. Jokowi menjadi capres yang paling banyak diabadikan dalam bentuk buku. Tidak kurang dari 13 judul buku tentang Jokowi, dengan judul dan sudut pandang yang berbeda, mulai dari yang sangat serius sampai yang amat bersahaja.

“Prabowo, Macan Asia Harapan Bangsa”, kali ini judul buku bombastis tentang Capres Gerindra Prabowo Subianto. Seperti Jokowi, buku-buku tentang Prabowo juga tidak sedikit jumlahnya. Mungkin ada sekitar 5 judul, yang bahkan salah satunya berjudul “Prabowo Presidenku” yang menandakan bahwa buku itu diterbitkan khusus menjelang pemilihan presiden 2014 ini. Sama dengan buku-buku Jokowi, buku Prabowo juga tidak ditulis oleh dirinya sendiri, melainkan oleh para penulis profesional, yang biasanya adalah jurnalis atau mantan jurnalis.

“Leadership ala Dahlan Iskan” sebuah judul buku tentang Capres peserta Konvensi Demokrat Dahlan Iskan.  Buku-buku tentang Dahlan Iskan juga bertebaran di toko Gramedia. Jumlahnya lebih dari 10 judul. Bahkan buku-buku Dahlan Iskan lebih variatif, karena tidak hanya berisi tentang kehebatan Dahlan, namun juga tentang sisi humanis pemilik Jawa Pos Grup ini. Juga ada buku dalam bentuk novel tentang masa kecil Dahlan, yang kemudian diangkat ke layar lebar berjudul “Sepatu Dahlan”.

Buat saya pribadi, kehadiran buku-buku tentang para capres ini sangat menggembirakan. Kampanye melalui buku adalah kampanye yang cerdas, bernilai tinggi dan bergizi. Buku adalah salah satu karya intelektual tertinggi dalam kehidupan manusia, sehingga jika seorang menulis buku maka dia sudah berada pada level tertinggi itu. Para capres ini sadar, bahwa buku dapat menjadi media yang tepat untuk menunjukkan jati dirinya. Di sisi lain, buku juga bisa menjadi alat pemasaran yang sangat efektif (marketing tools).

Di luar para capres di atas, masih ada sejumlah tokoh yang digadang-gadang sebagai capres atau cawapres yang juga memanfaatkan buku sebagai alat promosi dirinya. Sebut saja Aburizal Bakrie dari Golkar, dengan buku bergenre novel berjudul “Anak Sejuta Bintang” yang ditulis oleh Akmal Nasery Basral. Sebelumnya ARB sudah lebih dulu menerbitkan buku “Merebut Hati Rakyat” dan biografinya.  Lihat pula Hatta Rajasa Ketua Umum PAN, yang berkampanye menggunakan beberapa bukunya, antara lain “Hatta Rajasa, Siapa Dia?” atau “HR, Harapan Rakyat”.  Atau bos besar Nasdem, Surya Paloh dengan buku biografinya yang diluncurkan menjelang kampanye berjudul “Surya Paloh, Sang Ideolog”.  Capres yang diusung PKB, yang dikenal sebagai raja dangdut yaitu Rhoma Irama, juga meluncurkan buku (bukan meluncurkan album lagu lho) bertajuk “Rhoma Irama, Politik Dakwah dalam Nada”.

Luar biasa semangat para calon pemimpin bangsa ini, dalam menarik simpati masyarakat lewat buku. Industri buku di Indonesia masih kalah dibanding negara-negara maju, atau sejumlah negara tetangga. Kalah dalam hal rasio jumlah judul yang terbit setiap tahun. Dengan hadirnya sejumlah judul buku dari para tokoh politik ini, kemungkinan besar selama 2014 jumlah judul buku yang terbit akan jauh lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Baru tahun 2014 inilah, para capres jor-joran dalam urusan menulis buku. Bahkan, sejumlah calon anggota legislatif pun memanfaatkan buku dalam kampanyenya. Sebuah sinyal positif dan baik bagi industri buku, budaya menulis dan budaya membaca bangsa kita.

Pertanyaan lanjutannya adalah apakah setelah mereka menjadi pemimpin (menjadi presiden atau wakil presiden), akan tetap menulis buku dan memberikan ilmu serta pengalamannya kepada masyarakat? Jangan sampai hanya pas ada kebutuhannya saja menjelang pemilu menerbitkan buku, tapi setelah menjadi presiden atau wakil presiden lupa mewariskan ilmu dan pengalamannya kepada khalayak.

Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menjelang masa berakhir kepemimpinannya. Dia tidak hanya mewariskan kebijakan atau hasil kerjanya, namun juga mewariskan sebuah buku tentang perjalanannya selama menjadi presiden. Kita – orang awam – bisa dengan leluasa melahap apa yang dialami dan dirasakan presiden, atau juga mempelajari banyak hal tentang presiden. Lebih saya hargai lagi karena ternyata buku berjudul “Selalu Ada Pilihan” itu ditulis sendiri oleh SBY. Semoga dicontoh oleh presiden berikutnya.

Sebagai penulis, saya merasakan sendiri bagaimana kerja keras kita dalam menuntaskan sebuah buku. Bukan perkara mudah membagi waktu, tenaga dan pikiran, dalam menuntaskan sebuah buku. Presiden adalah orang sibuk, tapi masih sempat menuangkan pikiran, perasaan dan kebijakannya dalam sebuah buku, adalah sebuah hal yang patut diapresiasi.  Menulis buku tidak mudah, sehingga para capres yang saya ulas di atas, lebih banyak menggunakan pihak lain untuk menuliskan bukunya.

Saya sungguh berharap bahwa semangat menulis buku, semangat menggunakan buku sebagai marketing tools, semangat intelektual, tidak hanya menyala pada saat tahun politik saja. Namun juga terus hadir setiap saat, untuk meningkatkan budaya baca, budaya menulis dan budaya intelektual di negeri ini. Sungguh indah jika dalam kampanye, para capres/cawapres membedah bukunya sendiri tentang kebijakan dan rencana strateginya dibanding hanya berkoa-koar tanpa juntrungan dan hanya berisi janji manis belaka. Buku adalah jendela dunia, dan pemimpin yang mencintai buku, adalah pemimpin yang semangat membawa rakyatnya membuka jendela dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun