Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tatkala Kompas Tobat Pikiran Rakyat Malah Kumat

16 September 2022   08:09 Diperbarui: 16 September 2022   08:13 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kompas memberi "teladan" lewat Tribunnews. Jadilah Pikiran Rakyat mengkopi paste cara tersebut. Bahkan lebih dahsyat. Baik dari sisi kuantitas maupun "turunnya kualitas jurnalistik". Kualitas berita jaringan mereka parah!

 

Pikiran-rakyat.com merajai dunia internet dalam dua tahun terakhir, ketika Tribun mulai tobat. Muncullah pangandaran.pikiran-rakyat.com, besuki.pikiran-rakyat.com, Indramayu.pikiran-rakyat.com dan nama-nama daerah lainnya sebagai merek websitenya. Jumlahnya tidak kurang dari 300 website. Dahsyat. Mereka akuisisi beberapa media lokal. Mantra Pandeglang, Portal Grobogan, Oke NTT, dan banyak media lokal lainnya digabung menjadi jaringan Pikiran Rakyat.

 

Pikiran Rakyat simbol jurnalistik berkualitas dari Bandung Jawa Barat terjun bebas. Gadaikan segalanya, termasuk nama besarnya. Kompas masih lebih cerdas gunakan nama Tribun, sehingga tidak semua orang tahu bahwa itu adalah mereka. Kecuali setelah baca artikel ini hehe...

 

Konon... Hasilnya tidak jauh beda dari Tribunnya Kompas. Jurus itu mampu menyelamatkan keuangan Pikiran Rakyat yang sebelumnya seperti kapal pesiar bocor. Meminjam anekdot anak pak haji menang judi; Ketika tahu anaknya main judi, dia bilang "Astagfirullah"; Pas tahu anaknya menang, eh dia malah bilang "Alhamdulillah...".

 

Saya sempat mengirim email kepada redaksi Pikiran Rakyat, "Apa yang Anda lakukan sangat memalukan..." Meski dengan embel-embel demi periuk nasi ribuan perut karyawan. Hal yang sama saya katakan kepada kawan-kawan Kompas dan para "mantan" orang Kompas. Memalukan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun