detik, kecupan bak mesin
waktu, semua manisnya
kenang tertuang dalam
legitnya bertukar napas.
Senja rebah ke peraduan di
ufuk barat, entah apa yang ia bawa; mungkin cemburu
pada kami yang memaknai
cinta, mungkin pula rona malu melihat kami mengenang masalalu. Senja di Pantai Glagah selalu tak pernah biasa dan tak
sesederhana di senja-senja
lainnya. Langit meredup, dua pasang kaki-kaki kasmaran yang baru saja berkelana dalam ruang rindu kenang, berjejak. Meninggalkan lembar kenangan yang baru bagi pantai itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!