Mohon tunggu...
Mas Wartono
Mas Wartono Mohon Tunggu... Guru Ahli Madya, Quizizz Super Trainer, Nara Sumber BPB IKM A3, Penggerak Bergema BLPT A1, Penggerak Dedikatif Komunitas Belajar, Guru Penggerak, Pengajar Praktik, Guru Inovatif, Ketua Komunitas Guru Cakap Teknologi, Analis Data SPSS, Aktor Awan Penggerak

Saya bertugas sebagai guru di daerah terpencil dipulau terluar yaitu Pulau Ndao Nuse, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Saya mengabdi sebagai pendidik sudah 19 tahun. Hobi saya adalah membaca dan mencari tantangan baru dalam dunia pendidikan. Saat ini saya lebih benyak sebagai nara sumber di berbagai kegiatan terutama yang berhubungan dengan kurikulum merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari ombak: cerita experiental learning di pesisir Ndao Nuse

7 September 2025   12:40 Diperbarui: 7 September 2025   12:37 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kampanye menjaga kebersihan pantai, Sumber: Dokumen Pribadi Wartono

Di sinilah murid belajar menghubungkan. IPS bukan lagi sekadar hafalan konsep, IPA bukan lagi rumus kosong, TIK bukan lagi hanya mengetik di HP. Semua terjalin dengan pengalaman nyata mereka.

Teknologi sebagai Jembatan Masa Depan

Tahap berikutnya adalah eksperimen aktif. Murid diminta membuat solusi nyata. Proyek lingkungan: kampanye “Pantai Tanpa Sampah” dengan membuat poster digital menggunakan AI. Proyek ekonomi: membuat video pendek di TikTok yang mengajak warga membuang sampah pada tempatnya. Proyek edukasi: coding sederhana di Scratch untuk membuat game tentang menjaga laut. Awalnya tidak mudah. Ada siswa yang bahkan belum pernah membuka aplikasi coding. Ada yang kesulitan mengedit video. Tapi dengan gotong royong, semua bisa. “Dulu saya malu kalau diminta presentasi. Sekarang saya bisa bikin poster digital dan posting di internet,” kata seorang siswa dengan senyum bangga. Momen itu membuktikan: anak pesisir bukan hanya bisa menjadi pengguna teknologi, tetapi juga kreator solusi digital.

Foto: salah satu murid mempresentasikan hasil pengamatan dipantai menggunakan mentimeter. Sumber: Dokumen Pribadi wartono.
Foto: salah satu murid mempresentasikan hasil pengamatan dipantai menggunakan mentimeter. Sumber: Dokumen Pribadi wartono.

Dampak Nyata untuk Masyarakat

Karya siswa tidak hanya berhenti di kelas. Poster mereka dipasang di sekitar sekolah. Video mereka dipublikasikan di YouTube sekolah dan disebarkan lewat WhatsApp warga. Game edukasi mereka dimainkan adik-adik kelas. Masyarakat mulai ikut terlibat. Ada warga yang tergerak untuk mengurangi penggunaan plastik. Nelayan ikut kampanye menjaga kebersihan pantai. Seorang ibu pedagang ikan berkata, “Anak-anak ini bikin saya malu. Mereka kecil, tapi berani ingatkan kami soal sampah. Saya jadi ikut jaga pantai.” Dampaknya jelas. Lingkungan lebih bersih. Kesadaran meningkat. Dan yang paling penting, murid merasa mereka bisa memberi kontribusi nyata.

Membangun Generasi Pelajar Berkarakter dari Pesisir

Program ini bukan hanya soal IPS, IPA, atau TIK. Lebih dari itu, ia membentuk karakter.

  • Penalaran kritis saat menganalisis masalah lingkungan.
  • Kreativitas saat mencipta solusi digital.
  • Kolaborasi saat bekerja kelompok di lapangan.
  • Kemandirian saat memanfaatkan teknologi.
  • Peduli lingkungan dan tanggung jawab sosial saat menjadi agen perubahan di desanya.

Semua ini adalah dimensi yang membentuk karakter murid. Guru hanya memfasilitasi. Yang bekerja keras adalah murid. Yang berkolaborasi adalah masyarakat. Hasilnya: pendidikan yang benar-benar hidup.

Foto: Pemanfaatan Ai untuk membuat poster kampanyae tentang sampah. Sumber: Dokumen Pribadi Wartono.
Foto: Pemanfaatan Ai untuk membuat poster kampanyae tentang sampah. Sumber: Dokumen Pribadi Wartono.

Dari Ndao untuk Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun